digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Komoditas kakao merupakan salah satu komoditas unggulan ekspor Indonesia, namun hingga saat ini 60% dari total ekspor kakao Indonesia di ekspor dalam bentuk biji kering. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya dukungan pemerintah dalam fasilitasi dalam bentuk infrastruktur dan kemudahan perijinan yang menyebabkan rendahnya minat investor untuk berinvestasi di industri hilir kakao. KEK merupakan salah satu kawasan yang diharapkan dapat meningkatkan investasi, ekspor bernilai tambah, penyerapan tenaga kerja. Sehingga perlu dilihat dampak yang akan terjadi apabila dilakukan pemberian fasilitasi infrastruktur dan perizinan pada KEK Komoditas Kakao. Dengan menggunakan sistem dinamis dilihat seberapa besar peningkatan ekspor yang terjadi pada salah satu kakao olahan, dalam hal ini cocoa butter, apabila diberikan fasilitasi infrastruktur dan kemudahan perizinan, dengan memperhatikan investasi yang terbentuk serta ketersediaan biji kakao. Hasil dari simulasi menunjukkan apabila pada KEK diberikan fasilitas infrastruktur saja maka akan meningkatkan ekspor sebesar 18%. Apabila diberikan fasilitas kemudahan perizinan saja, maka ekspor akan meningkat sebesar 3% dan bila kedua fasilitas diberikan akan meningkatkan ekspor hingga 22%. Maka untuk memperoleh peningkatan ekspor kakao bernilai tambah tersebut, diperlukan pembentukan fasilitas infrastruktur berbentuk suplai Listrik dan Telekomunikasi; serta percepatan waktu, dan pengurangan biaya pengurusan perizinan.