digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2012 TA PP DHIRA DWIJAYANTI YOGASWARI 1-COVER.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2012 TA PP DHIRA DWIJAYANTI YOGASWARI 1-BAB 1.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2012 TA PP DHIRA DWIJAYANTI YOGASWARI 1-BAB 2.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2012 TA PP DHIRA DWIJAYANTI YOGASWARI 1-BAB 3.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2012 TA PP DHIRA DWIJAYANTI YOGASWARI 1-BAB 4.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi

2012 TA PP DHIRA DWIJAYANTI YOGASWARI 1-BAB 5.pdf
PUBLIC Vika Anastasya Kovariansi


Stabilitas ekonomi yang mempengaruhi kegiatan investasi di suatu negara, termasuk pasar saham. Pasar saham telah menjadi investasi yang menjanjikan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan investasi lainnya. Investor cenderung mencari investasi dengan return yang tinggi di pasar saham. Bursa Efek Indonesia memiliki Jakarta Composite Index (IHSG) yang digunakan sebagai patokan kinerja saham dan indikator pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia. Selama periode 2008 adalah fase menurun untuk kondisi pasar modal di Indonesia, itu ditunjukkan dengan menurunnya tingkat IHSG ke 1355,41 dari 2745,83 yang menurun 50,6%. Menurut data Bloomberg, pada tahun 2010 IHSG telah menghasilkan tingkat penembalian sebesar 46,13% dibandingkan dengan indeks saham lainnya di Asia pada level 3703,51 dari sebelumnya di level 2534,36 pada tahun 2009. Dua indeks sektoral yang menghasilkan return tertinggi pada tahun 2010 adalah barang konsumsi dan sektor perdagangan dan jasa. Sebagai saham defensif, sektor barang konsumsi ini sangat menjanjikan bagi investor. Sektor barang konsumsi terutama terkait dengan permintaan dan kegiatan produksi di Indonesia. Sektor perdagangan dan jasa sangat sensitif terhadap pergerakan nilai tukar karena aktifitasnya didominasi oleh ekspor dan impor. Oleh karena itu, Investor juga harus mempertimbangkan risiko yang mungkin timbul selama investasi.