digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2009 TA PP HITA MAHARDHIKA DAN RYAN JONATHAN 01-COVER.pdf

File tidak tersedia

2009 TA PP HITA MAHARDHIKA DAN RYAN JONATHAN 01-BAB 1.pdf
File tidak tersedia

2009 TA PP HITA MAHARDHIKA DAN RYAN JONATHAN 01-BAB 2.pdf
File tidak tersedia

2009 TA PP HITA MAHARDHIKA DAN RYAN JONATHAN 01-BAB 3.pdf
File tidak tersedia

2009 TA PP HITA MAHARDHIKA DAN RYAN JONATHAN 01-BAB 4a.pdf
File tidak tersedia

2009 TA PP HITA MAHARDHIKA DAN RYAN JONATHAN 01-BAB 4b.pdf
File tidak tersedia

2009 TA PP HITA MAHARDHIKA DAN RYAN JONATHAN 01-BAB 5a.pdf
File tidak tersedia

2009 TA PP HITA MAHARDHIKA DAN RYAN JONATHAN 01-BAB 5b.pdf
File tidak tersedia

2009 TA PP HITA MAHARDHIKA DAN RYAN JONATHAN 01-BAB 5c.pdf
File tidak tersedia

2009 TA PP HITA MAHARDHIKA DAN RYAN JONATHAN 01-BAB 6.pdf
File tidak tersedia

ABSTRAK: Pengembangan suatu kawasan akan berdampak kepada infrastruktur jaringan jalan. Diperlukan suatu analisa dan penanganan untuk mengatur jaringan jalan tersebut, supaya kinerja jaringan tersebut dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Pembangunan kawasan CBD-BSD City merupakan pembangunan yang berdampak besar terhadap jaringan jalan utamanya, yakni jalan Kapten Soebianto Djojohadikoesoemo, karena kawasan tersebut merupakan kawasan komersil dimana akan menghasilkan bangkitan dan tarikan yang besar. Analisis yang dilakukan berada pada koridor jalan Soebianto, dalam hal ini merupakan jalan arteri dalam kawasan CBD-BSD City. Analisis dilakukan sesuai dengan tahapan pengembangan kawasan, yang terdiri dari empat tahap, yakni tahun operasi 2006, 2008, 2011, dan 2015, selain itu, pemodelan dilakukan untuk melihat kondisi ruas Soebianto bila dilakukan suatu perubahan, pemodelan dilakukan dengan dua jenis model. Dimana skenario penanganan A dengan menambahkan uturn pada bagian utara dari double u-turn yang ada sejauh kurang lebih200 meter, sedangkan scenario penanganan B dengan mengalihkan arus jalan Soebianto arah Bintaro menuju Row 30, yang kemudian berputar kembali menuju jalan Soebianto. Pemodelan dilakukan hanya dengan merubah kondisi ruas. Data yang digunakan untuk pengolahan bangkitan dan tarikan diambil berdasarkan nilai trip rate dari tiap jenis lahan sesuai dengan pembagian zona dan arus through traffic yang diambil dari traffic counting. Terdapat 12 zona internal dan 4 zona eksternal. Pendistribusian dilakukan dengan asumsi yang kemudian dilanjutkan dengan metode furness untuk mendapatkan pembagian yang merata, kemudian modal split dengan cara membagi persentase jumlah kendaraan dari nilai traffic counting. Trip assignment dilakukan dengan menggunakan program CUBE Dynasim, dimana data masukan berupa trajectory untuk penggambaran ruas jalan, dan links untuk menentukan arah pergerakan, sedangkan untuk jumlah kendaraan dilakukan dengan memasukan Matriks asal-tujuan ke dalam Flow Module. Hasil keluaran berupa simulasi secara tiga dimensi, yang sangat membantu untuk melihat titik konflik secara visual. Berdasarkan pemodelan yang dilakukan dalam CUBE, didapatkan bahwa untuk tahun operasi 2006 sampai dengan tahun operasi 2011 tidak tejadi kemacetan. Kapasitas ruas masih dapat memfasilitasi arus yang ada dan di simpang tidak terjadi tundaan yang signifikan. Pada tahun 2015 dengan jaringan eksisting, terjadi tundaan besar pada simpang utama, yang mengakibatkan berkurangnya kecepatan pada ruas, sehingga terjadi antrian. Pada skenario penanganan A terdapat antrian pada ruas Soebianto arah Bintaro akibat bertambahnya arus dari arah utara dikarenakan tambahan u-turn yang mempercepat waktu tempuh kendaraan sampai di simpang. Pada skenario penanganan B terjadi antrian yang sangat panjang pada ruas Soebianto akibat terjadinya penyempitan pada ruas Row 30, sehingga menyebabkan kendaraan mengalami tundaan yang besar. Dalam pengaturan koridor Soebianto, pengaturan pada simpang akan lebih memberi efek