digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada era globalisasi dan pasar bebas saat ini, setiap organisasi perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain, baik perusahaan lokal maupun internasional. Tidak hanya bersaing, organisasi perusahaan juga harus dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan. Sejak berlakunya undang-undang No. 22/2001, Pertamina bukan lagi pemain tungal dalam pasar BBM. Perubahan besar ini mengakibatkan Pertamina Persero sebagai perusahaan minyak negara tengah menghadapai tantangan besar dalam lingkungan bisnisnya. Masuknya beberapa perusahaan minyak asing dalam persaingan pasar minyak di Indonesia mengakibatkan Pertamina Persero kehilangan sebagian pangsa pasarnya secara signifikan. Agar dapat bertahan ditengah perubahan yang terjadi, proses belajar dalam suatu organisasi harus sama atau lebih cepat daripada perubahan lingkungan yang terjadi di luar organisasi tersebut (Revans, 1983). Selain itu, agar suatu organisasi dapat bertahan dalam lingkungan yang berubah dengan cepat, anggota organisasi tersebut harus memiliki kapasitas untuk belajar dan komitmen untuk mengembangkan dirinya (Senge, 1990). Oleh karena itu Pertamina Persero harus memiliki landasan yang kuat dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Dengan menjadi sebuah organisasi belajar, Pertamina Bandung Group akan memiliki landasan yang diperlukan untuk dapat merespon tantangan-tantangan yang ada. Dengan menjadi sebuah organisasi belajar, Pertamina Persero mampu mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi agar tetap dapat bertahan dan tumbuh berkembang dalam menghadapi era globalisasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan keusioner profil organisasi belajar yang dikembangkan dari model Marquardt yang memiliki lima dimensi pembentuk organisasi belajar serta didukung oleh hasil wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kelima dimensi yang mewakili kondisi aktual Pertamina Bandung Group cukup dalam mendukung terciptanya sebuah organisasi belajar yang baik.