digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2009 TS PP TASWIN 1.pdf

File tidak tersedia

Pembangunan pembangkit listrik tenaga angin di Nusa Penida oleh PLN Distribusi Bali selain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik juga dalam upaya memanfaatkan sumber energi alternatif yang lebih murah, bersih dan ramah lingkungan sehubungan semakin mahal nya harga BBM dan gencarnya isu pemanasan global. Dalam pengoperasianya pembangkit tenaga angin langsung dikoneksikan ke jaringan listrik 20 kV, paralel dengan pembangkit diesel. Sistem ini dikenal sebagai sistem pembangkit hybrid. Dalam sistem hybrid ini, pembangkit tenaga angin daya yang dihasilkannya sangat tergantung dari kondisi kecepatan angin untuk memutar turbin. Proyek akhir ini bertujuan menganalisa dampak fluktuasi output pembangkit tenaga angin terhadap kestabilan tegangan dan frekuensi sistem dengan bantuan model simulasi komputer.Proses analisa dilakukan dengan membangun model sistem hybrid menggunakan software matlab/simulink. Selanjutnya model disimulasikan dengan kondisi input kecepatan angin ke turbin berubah dengan beban konstan dan kondisi beban yang berubah pada kecepatan angin konstan. Disimulasikan juga aplikasi dump load dengan sistem kontrol frekuensi. Analisa ekonomi dilakukan untuk mengevaluasi dampak integrasi pembangkit tenaga angin ke sistem pembangkit diesel terhadap biaya energi sistem (Cost of Energy, COE), penghematan biaya BBM solar, dan reduksi emisi CO2, SO2 dan NOx dibandingkan dengan hanya pembangkit diesel sebagai baseline. Analisa dilakukan dengan model spreadsheet untuk kedua kasus sistem hybrid.Hasil simulasi menunjukkan bahwa perubahan kecepatan angin sebagai input turbin angin dan perubahan beban sangat mempengaruhi frekuensi dan tegangan sistem. Kenaikan magnitude frekuensi tertinggi sebesar 1.05 p.u selama 0.5s saat terjadi beban berkurang 50%. Kenaikan frekuensi serupa terjadi saat kecepatan angin meningkat drastis. Dip tegangan terbesar 0.75 p.u selama 0.2 s pada saat pembangkit tenaga angin terkoneksi bersamaan. Analisa ekonomi dengan kasus 2 turbin dibandingkan hanya sistem diesel menghasilkan peningkatan biaya energi sistem (COE) dari Rp 2,967/kWh menjadi Rp 3,042/kWh. Penghematan BBM dengan dua turbin setahun sebesar 38,137 liter. Penghematan BBM setara dengan reduksi CO2 , SO2 dan NOx sebesar 1.68%