digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TS PP VINCENSIA HILDERCARD SRI WAHYUNI 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

2008 TS PP VINCENSIA HILDERCARD SRI WAHYUNI 1-BAB 1.pdf
File tidak tersedia

2008 TS PP VINCENSIA HILDERCARD SRI WAHYUNI 1-BAB 2.pdf
File tidak tersedia

2008 TS PP VINCENSIA HILDERCARD SRI WAHYUNI 1-BAB 3.pdf
File tidak tersedia

2008 TS PP VINCENSIA HILDERCARD SRI WAHYUNI 1-BAB 4.pdf
File tidak tersedia

2008 TS PP VINCENSIA HILDERCARD SRI WAHYUNI 1-BAB 5.pdf
File tidak tersedia

2008 TS PP VINCENSIA HILDERCARD SRI WAHYUNI 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Ketersediaan air yang terjangkau dan berkelanjutan menjadi bagian terpenting bagi setiap individu baik yang tinggal di perkotaan maupun di perdesaan. Pertambahan jumlah penduduk yang terus menerus terjadi membutuhkan usaha yang sadar dan sengaja agar sumber daya air dapat tersedia secara berkelanjutan. Pengembangan infrastruktur air bersih domestik sistem komunal dengan pendekatan partisipasi masyarakat merupakan alternatif strategi dalam pengembangan wilayah. Studi ini mengkaji karakteristik partisipasi yaitu jenis, bentuk, dan derajat partisipasi pada tiap tahapan kegiatan dan faktor-faktor yang membentuknya. Studi ini juga mengkaji hubungan antara karakteristik partisipasi yang terjadi dengan keberhasilan penyediaan prasarana air bersih. Tujuan dari kajian tersebut adalah untuk memahami karakteristik partisipasi masyarakat yang dapat mendukung penyediaan air bersih. Hasil studi diharapkan dapat memberikan gambaran pelaksanaan suatu kegiatan penyediaan prasarana air bersih dengan pendekatan partisipasi masyarakat, sebagai alternatif penyediaan prasarana air bersih oleh masyarakat serta memberikan masukan tambahan pengalaman terhadap teori partisipasi dan kegiatan serupa di tempat lain. Untuk dapat memahami karakteristik partisipasi masyarakat tersebut, maka dilakukan analisis diskriptif secara kualitatif dan kuantitatif dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah menggambarkan karakteristik partisipasi yang terjadi dan tingkat keberhasilan penyediaan prasarana air bersih. Tahap kedua adalah membandingkan karakteristik partisipasi yang terjadi dengan tingkat keberhasilan penyediaan prasarana air bersih. Tahap ketiga adalah mencari faktor-faktor yang membentuk karakteristik partisipasi, baik dari faktor yang berkaitan dengan karakteristik individu dan karakteristik kelompok. Pencarian faktor yang berkaitan dengan karakteristik individu dilakukan dengan menggunakan analisis statistik berbasis chi square, yaitu dengan metode crosstab untuk melihat koefisien kontingensi dan taraf signifikansi. Faktor yang berkaitan dengan karakteristik kelompok didapat dengan membandingkan antara karakteristik partisipasi yang terjadi dengan karakteristik masing-masing kelompok yang distudi. Temuan studi ini menunjukkan bahwa karakteristik partisipasi yang dapat mendukung keberhasilan penyediaan prasarana air bersih adalah masyarakat berpartisipasi secara total (overall), yaitu secara spontan aktif dalam memberikan sumbangan dalam kombinasi berbagai bentuk dan berperan dalam pengambilan keputusan bersama pada setiap tahap kegiatan. Partisipasi yang demikian dapat terjadi apabila pengenalan warga terhadap tetangga tinggi, organisasi masyarakat yang diikuti warga menjadi penggerak kegiatan, terdapat chost sharing antara warga dan lembaga donor, masyarakat harus mendapat akses terbesar sebagai pengambil keputusan melalui mekanisme pengambilan keputusan yang melibatkan semua unsur yang ada yaitu warga, pengurus, dan Pemerintah Desa, serta terdapat lembaga pengelola yang independen dan beranggotakan masyarakat setempat. Masukan bagi pemilik kegiatan penyediaan air bersih sistem komunal dengan pendekatan partisipasi masyarakat dalam rangka menumbuhkan kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi adalah dengan memobilisasi masyarakat secara intensif dalam setiap kegiatan lingkungan serta menciptakan kegiatan kemasyarakatan yang dapat meningkatkan interaksi masyarakat. Sedangkan untuk menciptakan karakteristik kelompok yang dapat menumbuhkan partisipasi, disarankan dalam pemberian bantuan sebaiknya melalui/melibatkan organisasi masyarakat, sehingga masyarakat dengan mudah dan merasa memiliki sendiri (selfbelonging) kegiatan tersebut. Selain itu, pendanaan sebaiknya tidak sepenuhnya berasal dari bantuan pihak luar, tetapi di perlukan cost sharing sehingga tumbuh rasa kepemilikan bersama dan rasa tanggung jawab untuk memelihara dan mengelola prasarana secara bersama-sama. Kelompok perlu melibatkan masyarakat dalam setiap forum diskusi dan pemberian wewenang kepada masyarakat untuk mengambil keputusan sehingga terwujud rasa tanggung jawab masyarakat atas keputusan yang telah dibuat bersama. Prasarana sebaiknya dikelola oleh badan yang independen dengan tetap melibatkan unsur tokoh masyarakat dan pemerintah desa. Pendekatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan yang merupakan bagian dari pembangunan dari bawah (bottom up planning) dapat dijadikan strategi dalam pengembangan wilayah. Tujuan jangka pendek pendekatan partisipasi masyarakat adalah melaksanakan kegiatan bersama masyarakat untuk memenuhi kebutuhan praktis dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan tujuan jangka panjang pendekatan ini adalah untuk mencapai pemberdayaan masyarakat dan perubahan sosial sehingga masyarakat dapat menggali potensi dirinya dan berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya, dengan cara pembelajaran yang terus-menerus.