digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP RANGGA SUMA AJI 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

2008 TA PP RANGGA SUMA AJI 1-BAB1.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP RANGGA SUMA AJI 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP RANGGA SUMA AJI 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP RANGGA SUMA AJI 1-BAB4.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP RANGGA SUMA AJI 1-BAB5.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP RANGGA SUMA AJI 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Pada saat ini harga komoditi barang tambang semakin naik. Perusahaan yang menggunakan barang tambang sebagai bahan baku akan semakin sulit untuk menghadapi kondisi ini. Mereka harus berpikir lebih keras bagaimana untuk menyiasati kenaikan harga bahan baku sehingga profit perusahaan masih tetap tinggi. Salah satu perusahaan yang menghadapi hal seperti ini yaitu PT. XYZ. XYZ adalah sebuah perusahaan publik yang bergerak di bidang bisnis pendukung otomotif, yaitu manufaktur velg mobil. Bahan baku utamanya yaitu alumunium (ingot), selain itu juga menggunakan bahan pendukung seperti titanium, strontium, magnesium, dan lain sebagainya. Secara garis besar, performa keuangan XYZ kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari 2003 hingga 2006 dimana penjualan bersih velg mengalami peningkatan, namun laba perusahaan menurun. Lebih lebih lagi pada tahun 2007 penjualan mengalami penurunan hingga12% dari tahun 2006. Dalam rangka memperbaiki kinerja perusahaan, manajemen XYZ merencanakan sebuah strategy baru untuk membuat kondisi keuangan perusahaan menjadi lebih baik. Asumsi manajemen saat ini bahwa keadaan keuangan perusahaan yang buruk disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku. Strategy baru manajemen yaitu melakukan investasi baru pada mesin, dimana mesin tersebut dapat memproduksi varian baru dari velg, yaitu velg krom. Manajemen mengklaim bahwa dengan adanya investasi pada velg krom ini mereka dapat memproduksi velg dengan biaya bahan baku yang relative sama dengan velg yang biasa (velg yang di cat), namun velg krom ini memiliki harga pasaran yang jauh lebih tinggi, dan ini berarti margin yang lebih besar untuk XYZ. Dengan margin keuntungan yang lebih besarr XYZ akan dapat memperbaiki kondisi keuangan mereka menjadi lebih baik. Analisa akan didahului dengan mencari akar permasalahan dari kondisi keuangan XYZ, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan proyeksi dari investasi baru, Scenario Analysis, What-if Analysis, dan Sensitivity Analysis. Buku referensi yang dipakai dalam tugas akhir ini yaitu Managerial Finance oleh Lawrence J. Gitman, Corporate Finance oleh Westerfield Ross, dan Engineering Economy by William G. Sullivan, Ellin M. Wicks dan James T. Luxhoj, serta Corporate Finance dari Aswath Damodaran. Setelah melakukan analisa dari data keuangan historis dapat disimpulkan bahwa akar permasalahan dari kondisi keuangan XYZ yang buruk adalah kenaikan harga bahan baku, terutama yaitu alumunium (ingot). Proyeksi dari investasi baru dibuat dalam scenario dasar (yang paling mungkin terjadi). Dan dari proyeksi cash budgeting dapat disimpulkan bahwa dengan adanya investasi untuk mesin dan penambahan modal kerja, arus kas tidak pernah dalam keadaan negative. Sehingga dapat disimpulkan bahwa investasi baru tidak akan mengganggu kinerja XYZ yang sudah ada. Dari analisa scenario yaitu most likely dapat disimpulkan bahwa investasi baru ini dapat menghasilkan profit untuk XYZ, dibuktikan dengan NPV sebesar Rp. 137 milyar, IRR 30%, dan Discounted Payback Period dalam 4 tahun 4 bulan. Dari What-if Analysis dapat disimpulkan bahwa variable yang terpenting adalah harga jual, volume penjualan, dan kurs Rupiah. Selain itu disimpulkan juga bahwa dari semua kondisi analisis, investasi baru masih dapat memberikan keuntungan dan masih diterima. Dari Diagram Tornado dapat disimpulkan bahwa 3 variabel yang paling sensitif yang dapat mempengaruhi profit yaitu Harga Jual ukuran 20 inci, Harga Jual ukuran 22 inci, dan Biaya Buruh Langsung dan Overhead.