digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kemampuan manusia untuk menorehkan gambar pada permukaan keras sudah dimiliki sejak zaman batu tua (4000 SM). Kemampuan ini terus berkembang seiring maraknya pembangunan candi-candi Hindu-Budha, misalnya pembuatan hiasan bidang candi berupa relief naratif Borobudur sekitar periode klasik awal (600 M-900 M).Indonesia, merupakan bangsa yang kaya tradisi. Dalam tradisi kesenian Indonesia, kehadiran ragam hias diatas berbagai media ekspresi relatif dominan. Salah satu ikon tradisi Indonesia adalah Batik Jawa, dimana diatas media sehelai kain banyak dituangkan simbol-simbol yang berbasis alam pikiran Jawa. Ada kain-kain batik tertentu yang ditinjau dari makna symbol yang dikandungnya, diperuntukkan khusus bagi individu dan acara-acara tertentu pula. Namun seiring berjalannya waktu, terjadi pergeseran dalam tata cara penggunaan batik-batik tersebut.Saat ini lukisan atau ilustrasi pada dinding atau permukaan permanen lainnya, mulai dikenal dengan sebutan mural, baik berupa objek 2 dimensi atau 3 dimensi dalam bentuk relief berkembang lebih luas seiring perkembangan fungsinya. Mural dapat berfungsi sebagai elemen dekoratif untuk eksterior maupun interior. Pemilihan material keramik dalam pembuatan mural didasari pertimbangan kondisi fisik keramik dan kekuatan mekanisnya.