digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP NEYSA RADMILLA 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

2008 TA PP NEYSA RADMILLA 1-BAB1.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP NEYSA RADMILLA 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP NEYSA RADMILLA 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP NEYSA RADMILLA 1-BAB4.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP NEYSA RADMILLA 1-BAB5.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP NEYSA RADMILLA 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Struktur modal adalah penggabungan dari berbagai macam sekuritas. Suatu perusahaan dapat menggunakan jumlah hutang seperti yang dikehendaki. Selain itu, perusahaan senantiasa selalu mencari suatu komposisi modal dimana menghasilkan weighted average cost of capital sekecil mungkin. Dengan demikian, pihak manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan publik di Indonesia tumbuh setiap tahunnya, seperti yang sudah dijelaskan, struktur modal menjadi suatu keputusan penting di suatu perusahaan. Selain itu, riset mengenai struktur modal dan penentunya masih sangat sedikit di Indonesia dibandingkan dengan negara berkembang di Asia Tenggara seperti Malaysia. Selain minimnya literatur mengenai keputusan keuangan di perusahaan, penulis tertarik untuk menambah riset ilmiah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat hutang di Indonesia. Tugas akhir ini berisikan tulisan dan analisa mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal di perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan periode penelitian tahun 2002 sampai dengan 2006. Ada dua metode penelitian yang dipakai untuk menganalisa faktor yang mempengaruhi struktur modal ini,yakni statistik deskripsi dan analisa korelasi. Statistik deskripsi digunakan untuk mengetahui profil dari tingkat hutang pada perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Indonesia, sedangkan analisa korelasi dipakai untuk mengetahui hubungan antar karakter perusahaan terhadap tingkat hutang yang digunakan. Hasil analisa membuktikan bahwa selama lima tahun terakhir, rata-rata dari tingkat hutang perusahaan-perusahaan di BEI turun tiap tahunnya. Industri Dasar dan Kimia adalah sektor dengan nilai tingkat hutang paling tinggi, sedangkan sektor Barang Konsumsi memiliki nilai tingkat hutang terendah selama lima tahun. Dari hasil analisa, didapatkan bahwa hampir sebagian besar perusahaan di BEI lebih menggunakan hutang jangka pendek dibandingkan hutang janka panjang. Sektor yang banyak memiliki asset seperti Industri Dasar dan Kimia dan Utilitas memiliki hutang yang lebih besar dibandingkan sektor lain. Pada perusahaan-perusahaan BEI Indonesia, terdapat tiga faktor yang paling menentukan struktur modal, yakni tangibility, ukuran perusahaan, serta profitabilitas. Karakteristik perusahaan seperti tangibility, ukuran perusahaan dan tingkat pertumbuhan perusahaan berhubungan positif dengan tingkat hutang, sedangkan tingkat keuntungan suatu perusahaan berbanding terbalik dengan tingkat hutangnya.