digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP KANIA ANDRINY 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

2008 TA PP KANIA ANDRINY 1-BAB1.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP KANIA ANDRINY 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP KANIA ANDRINY 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP KANIA ANDRINY 1-BAB4.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP KANIA ANDRINY 1-BAB5.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP KANIA ANDRINY 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Pada masa sekarang bisnis yang terjadi di Indonesia berada dalam kompetisi yang sangat sengit. Banyak aspek, seperti aspek manajemen internal yang mengendalikan sebuah perusahaan dan aspek eksternal seperti penanam modal yang mencari investasi menguntungkan mengaplikasikan metoda-metoda untuk memprediksi kondisi finansial sebuah perusahaan. Teori-teori bermunculan untuk prediksi yang focus terhadap kondisi finansial perusahaan. Edward I. Altman pada tahun 1966 membuat sebuah metodologi dalam memprediksi kegagalan financial sebuah perusahaan dengan menyajikan Z score sebagai criteria dengan Amerika Serikat menjadi batasan penelitiannya. Dia menggabungkan lima rasio dengan bobot untuk mengkalkulasikan nilai Z score. Dengan tiga area sebagai pemisah keadaan kondisi financial perusahaan, Altman menyatakan bahwa Z score dapat memprediksi kebangkrutan perusahaan. Hasil dari riset ini tidak persis sama dengan yang dihasilkan Altman. Altman menemukan indikator kebangkrutan dalam batasan penelitiannya yaitu Amerika Serikat. Meskipun demikian di Indonesia hasilnya hampir sama. Hasil Z Score dari perusahaan-perusahaan yang dihapus dari pasar modal Indonesia menunjukkan nilai yang lebih rendah daripada hasil Z Score dari perusahaan-perusahaan LQ45. Z score menujukkan hasil yang sama dengan penelitian Altman, basis penelitian ini dinyatakan bahwa perusahaan yang dihapus dari pasar modal kebanyakan keluar dari pasar berkaitan dengan masalah financial dan perusahaan yang dimasukkan menjadi daftar LQ45 karena kondisi financial yang bagus. Pada akhir dari penelitian ini, hasil Z score buatan Altman bisa diaplikasikan sebagi sebuah metodologi dalam memprediksi kondisi perusahaan dalam penanaman modal untuk para penanam modal dan sebagai tanda untuk manajemen dan orang yang berkepentingan dalam mengendalikan kondisi perusahaan mereka. Berkenaan dengan Z score bukan sebagai satu-satunya analisa dalam mengambil keputusan, Z score sebagai standar dari pertumbuhan perusahaan membuat perusahaan akan bersemangat menjalanakan bisnis mereka secara agresif untuk mencapai nilai Z score yang tinggi. Hasil riset ini juga menyarankan bahwa perusahaan-perusahaan LQ45 adalah perusahaan yang bagus kondisinya untuk dipilih sebagai investasi untuk para penanam modal yang juga memiliki dasar analisa yang bagus.