digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2009 TS PP ISMA ANDINI PRIHATI 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

2009 TS PP ISMA ANDINI PRIHATI 1-BAB 1.pdf
File tidak tersedia

2009 TS PP ISMA ANDINI PRIHATI 1-BAB 2.pdf
File tidak tersedia

2009 TS PP ISMA ANDINI PRIHATI 1-BAB 3.pdf
File tidak tersedia

2009 TS PP ISMA ANDINI PRIHATI 1-BAB 4.pdf
File tidak tersedia

2009 TS PP ISMA ANDINI PRIHATI 1-BAB 5.pdf
File tidak tersedia

2009 TS PP ISMA ANDINI PRIHATI 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Secara umum pada rakyat miskin rendahnya tingkat pendidikan perempuan dan tingginya angka buta huruf disebabkan pendidikan lebih diutamakan bagi laki-laki yang diharapkan menjadi kepala keluarga. Padahal dalam masyarakat miskin peran perempuan sebagai tulang punggung ekonomi keluarga sangat signifikan. Mereka mampu berkontribusi secara ekonomi baik bagi keluarga maupun masyarakat sehingga penghasilannya merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas kehidupan dan berdampak langsung pada kesejahteraan keluarga.Pendidikan sebagai investasi menganggap manusia sebagai suatu bentuk modal yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya di masa yang akan datang. Oleh karena itu seharusnya seiring dengan tingginya tingkat pendidikan formal perempuan maka kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan keluarganya pun diharapkan meningkat sehingga investasi yang telah dikeluarkan pemerintah untuk penyediaan infrastruktur pendidikan pun menjadi bermanfaat.Studi ini bertujuan memahami peranan tingkat pendidikan formal perempuan di Desa Cililin terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga. Hasil studi diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana hubungan yang terjadi, faktor-faktor apa yang melatarbelakangi keterlibatan perempuan berpendidikan formal dalam pekerjaan serta faktor-faktor apa yang mempengaruhi kontribusi perempuan pekerja berpendidikan formal terhadap kebutuhan keluarga. Hal tersebut dalam rangka meningkatkan kualitas SDM perempuan sehingga mampu mengentaskan kemiskinan wilayah di Desa Cililin pada masa mendatang.Untuk dapat memahami hubungan tingkat pendidikan formal perempuan dengan peningkatan kesejahteraan keluarga, maka dilakukan analisis deskriptif secara kualitatif. Tahap pertama adalah mengidentifikasi hubungan yang terjadi antara tingkat pendidikan formal dengan indikator kesejahteraan yang digunakan yaitu besar penghasilan, pembiayaan pada kebutuhan dasar (biaya sekolah anak, belanja konsumsi harian dan perbaikan kondisi fasilitas rumah) serta pembelian aset keluarga. Selanjutnya hubungan tersebut dianalisis ada tidaknya dengan membandingkan kesejahteraan keluarga pada perempuan berpendidikan dasar, menengah dan tinggi. Tahap berikutnya adalah mencari faktor-faktor yang menghambat dan mendorong perempuan berpendidikan formal bekerja serta faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan pada besaran kontribusi yang dapat diberikan perempuan untuk keluarganya.Temuan studi ini menunjukkan bahwa pendidikan formal dapat bermanfaat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarganya pada saat perempuan tersebut mampu menempuh pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan menengah ke bawah tidak memberikan keahlian dan kemampuan yang dapat digunakan sebagai bekal untuk bekerja sendiri di rumah. Secara umum pula, penyebab perempuan berpendidikan formal tidak bekerja dan bekerja yaitu karena kondisi internal, kondisi keluarga dan kondisi eksternal. Selain itu pada penyebab keragaman kontribusi perempuan pekerja berpendidikan formal terhadap kebutuhan keluarga terdapat keterkaitan antara tingkat pendidikan formal, besar penghasilan, kontribusi pembiayaan kebutuhan dasar keluarga dan kontribusi terhadap pembelian aset keluarga.Masukan bagi pemerintah dalam mengentaskan masalah kemiskinan wilayah melalui peningkatan kesejahteraan keluarga yang dihubungkan dengan peningkatan kualitas perempuan kawasan perdesaan dilakukan melalui perbaikan terhadap penyelenggaraan pendidikan formal di perdesaan serta adanya pelatihan berkelanjutan bagi perempuan berpendidikan formal yang ditunjang mekanisme permodalan dan pemasaran yang baik.