digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perkembangan industri harus berorientasi pada industri yang berteknologi ramah lingkungan. Limbah industri yang ada harus memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah. Salah satu pengolahan air limbah secara biologis yang paling umum digunakan adalah proses lumpur aktif. Sistem lumpur aktif menghasilkan limbah berupa lumpur bio yang harus dipisahkan dari proses pengolahan limbah. Satu alternatif pemanfaatan lumpur bio ialah dengan memanfaatkannya menjadi adsorben, yang dibuat melalui proses pirolisis. Tujuan penelitian ini ialah menguji ulang kondisi optimum pirolisis dan konsentrasi optimum bahan aktivasi yang digunakan untuk menghasilkan adsorben dari lumpur bio. Temperatur pirolisis setinggi 800 derajat C, waktu pirolisis selama 60 menit, dan konsentrasi agen aktivasi (ZnCl2) sebanyak 5 M merupakan kondisi optimum yang digunakan dalam proses produksi adsorben sebelumnya (Supriyadi, 2006). Variabel yang digunakan adalah sumber lumpur bio yang digunakan. Lumpur bio hasil pirolisis atau adsorben kemudian diuji terhadap fenol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorben yang merupakan campuran dari lumpur bio dari tiga IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) I, II, dan III memiliki kemampuan mengadsorpsi fenol yang baik. Dengan model adsorpsi isotermal Langmuir, adsorben tersebut memiliki konstanta qm (kapasitas adsorpsi maksimum [mg/g]) sebesar 68,49 mg adsorbat/g adsorben, lebih tinggi daripada penelitian sebelumnya (Supriyadi, 2006) sebesar 34,36 mg/g.