digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TS PP HERNAWATI 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

2007 TS PP HERNAWATI 1-BAB 1.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP HERNAWATI 1-BAB 2.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP HERNAWATI 1-BAB 3.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP HERNAWATI 1-BAB 4.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP HERNAWATI 1-BAB 5.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP HERNAWATI 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) merupakan salah satu komoditas perairan tawar yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Permasalahan yang sering dihadapi dalam budidaya ini adalah tingginya tingkat mortalitas pada tahap larva dan benih (50-70%) di samping laju pertumbuhannya yang lambat. Akibatnya, tidak mengherankan bila hasil produksi ikan gurami menjadi sulit diprediksi dan produktivitasnya rendah. Kondisi ini harus ditingkatkan dengan cara memperbaiki kualitas air selain memperhatikan aspek-aspek kultur lainnya, seperti penyediaan pakan yang optimum dan penanggulangan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas benih ikan gurami tahap pendederan dengan mengaplikasikan sistem resirkulasi yang memiliki biofilter tipe submerged bed dan tipe trickling filter.Pada penelitian ini sistem batch digunakan sebagai kontrol. Sistem resirkulasi dengan biofilter tipe submerged bed terdiri dari tiga komponen utama yaitu bak kultur, settling tank dan biofilter. Sistem resirkulasi dengan biofilter tipe trickling filter terdiri dari dua komponen yaitu bak kultur dan biofilter, sedangkan kontrol hanya memiliki bak kultur. Bak kultur yang digunakan berukuran 50 x 35 x 25 cm3 dan diisi air sebanyak 40 liter. Suhu air kultur dijaga pada suhu 27 + 10C dengan bantuan submerged water heater dan dilakukan aerasi. Gurami yang digunakan adalah benih tahap P V berumur 4 bulan dengan berat awal rata-rata 9 + 0,23 g dan panjang awal rata-rata adalah 7 + 0,14 cm dengan padat tebar benih untuk setiap perlakuan adalah 15 ekor/bak kultur. Jumlah pemberian pakan sebanyak 3% dari berat biomassa dan dilakukan dua kali sehari. Penelitian dilakukan selama 30 hari periode kultur dengan tiga replikat per perlakuan dan diulangi sebanyak dua kali. Parameter yang diukur adalah parameter biologi (berat, panjang, kesintasan) dan kualitas air (kadar oksigen terlarut, suhu, pH, NH4+, NO2- dan NO3-).Hasil penelitian menunjukkan bahwa kultur pada sistem resirkulasi dengan tipe trickling filter memiliki rata-rata berat badan tertinggi sebesar 15,09 + 0,04 g, panjang badan 9,35 + 0,25 cm, laju pertumbuhan 0,24 + 0,01 g/hari, kesintasan 82,2% dan biomassa sebesar 186,06 + 0,32 g dibandingkan dengan sistem resirkulasi dengan submerged bed filter dan kontrol. Semua parameter tidak berbeda secara signifikan (p>0,05) dibandingkan dengan kultur pada sistem resirkulasi submerged bed filter yang memiliki rata-rata berat badan sebesar 14,67 + 0,22 g, panjang badan 9,30 + 0,25 cm, laju pertumbuhan 0,23 + 0,03 g/hari, kesintasan 80% dan biomassa sebesar 176,04 + 6,45 g. Hasil pengukuran di atas berbeda secara signifikan (p