digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP GITTA MELATI 1-COVER.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

2008 TA PP GITTA MELATI 1-BAB1.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

2008 TA PP GITTA MELATI 1-BAB2.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

2008 TA PP GITTA MELATI 1-BAB3.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

2008 TA PP GITTA MELATI 1-BAB4.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

2008 TA PP GITTA MELATI 1-BAB5.pdf
PUBLIC Alice Diniarti


Dalam menjalani suatu bisnis, suatu perusahaan membutuhkan dana sebagai modal. Sumber pendanaan dapat berasal dari dalam perusahaan sendiri, menggunakan laba tertahan, atau dari luar perusahaan, dengan melakukan pinjaman. Setiap perusahaan memilki peraturan dalam menjalankan bisnisnya. Dalam teori capital structure dikatakan bahwa dalam mendanai perusahaan melalui hutang, akan ada titik maksimal dimana perusahaan tersebut tidak seharusnya lagi mendanai perusahaannya melalui hutang. Ketika perusahaan, tidak bisa lagi mendanai bisnisnya melalui hutang, maka perusahaan harus mencari pendanaan lain. Salah satu caranya adalah dengan melakukan Initial Public Offering (IPO). Selain bisa mendapatkan dana dari penanam modal luar, IPO membawa banyak keuntungan diantaranya dipercaya dapat meningkatkan penjualan dan brand image perusahaan. Tetapi apakah perusahan yang baru IPO memiliki performansi yang baik dari segi keuangan? Sangat menarik untuk melihat dan mempelajari apakah perusahaan yang baru melakukan IPO memiliki performansi yang baik dibandingkan dengan market atau sektor. Jika performansi finasial perusahaan IPO baru mendekati atau sama dengan performansi perusahaan lama, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan baru tersebut mempunyai performansi yang bagus. Terdapat 111 perusahaan yang melakukan IPO dari tahun 2000-2006, tetapi karena beberapa hal; seperti delisted dan tidak adanya data mengenai perusahaan, maka hanya 98 perusahaan, yang dijadikan objek dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat performansi keuangan dari seluruh perusahaan yang menjadi objek terhitung sejak melakukan IPO hingga 2007 dibandingkan dengan sektornya. Hasil dari one sample hypothesis testing, menunjukkan adanya kesamaan antara performansi perusahaan dengan perusahaan yang telah melakukan IPO didalam hal profitability ratio, dan juga quick ratio sebagai bagian dari liquidity ratio, tetapi memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal indebtedness ratio, dan current ratio. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa perusahaan yang memiliki performansi yang sangat berbeda dengan perusahaan yang telah melakukan IPO sebelumnya. Selain itu pula dapat dilihat bahwa, sektor barang konsumsi dan sektor keuangan memiliki performansi yang mirip dengan performansi keseluruhan perusahaan di Indonesia. Dikarenakan oleh keterbatasan dalam melakukan riset ini, disarankan untuk penelitian selanjutnya agar lebih memperdalam kasus ini terlebih dilihat dari kondisi makro ekonomi.