digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) adalah konsep perencanaan pembangunan wilayah yang menekankan pada gerakan tindak kolektif untuk mengembangkan ekonomi masyarakat melalui upaya memobilisasi dan memanfaatkan sumberdaya lokal, pemberdayaan kelembagaan, dan jaringan kerjasama. Universitas sebagai salah satu agen PEL memiliki ruang yang cukup luas bagi komunitas untuk memformulasikan inisiatif lokal. PEL berbasis ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi mendudukkan universitas sebagai aktor utama. Peran perguruan tinggi sangat penting dan strategis, namun masih jarang studi yang menekankan kajian universitas sebagai fokus kajian utama PEL.Konsep triple helix, CUP, dan akselerasi pengembangan wilayah digunakan dalam studi ini. Triple helix menjelaskan interaksi antara universitas, dunia usaha, dan pemerintah guna mengembangkan kesempatan ekonomi, sedangkan CUP merupakan konsep kemitraan universitas dengan masyarakat, sedangkan akselerator menempatkan universitas sebagai penggerak ekonomi. Konsep ini lebih bersifat makro dan skala nasional. Hingga saat ini kerangka teoritis yang mapan untuk mewujudkan instrumen perencanaan wilayah yang mampu menempatkan universitas sebagai agen PEL belum tersedia. Eksistensi universitas pada suatu kawasan juga belum menjamin peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengurangan ketertinggalan wilayah. Hal ini berhubungan dengan belum optimalnya interaksi universitas dengan masyarakat dan pemerintah. Eksistensi universitas dengan pendekatan triple helix, kemitraan, dan akselerator belum masuk secara eksplisit dalam PEL, terlebih lagi pada suatu kawasan di negara berkembang. Agar bentuk dan proses interaksi menjadi eksplisit, maka perlu mengungkap dan menginterpretasi kondisi berbagai hubungan, jaringan, dan keterlibatan antar aktor dalam PEL. Inisiatif lokal dapat berasal dari berbagai sumber dan aktornya, untuk berperan dalam mendorong pengembangan ekonomi lokal. Dengan demikian, pemahaman kondisi apa yang menumbuhkan kesadaran dan kemauan universitas berinteraksi dalam PEL akan sangat penting adanya.Penelitian ini secara umum dimaksudkan untuk mengungkap bagaimana universitas berperan dalam PEL. Adapun tujuan penelitian secara spesifik adalah untuk (1) Mengidentifikasi syarat universitas untuk mau berperan dalam program PEL, (2) Menjelaskan bentuk dan mekanisme interaksi universitas dalam proses kerjasama program PEL, dan (3) Menjelaskan dampak peran dan tindakan universitas dalam PEL yang dapat menunjang perencanaan pembangunan wilayah. Kawasan Jatinangor sebagai kawasan yang dijadikan fokus kajian yang dipilih didasarkan pertimbangan bahwa keberadaan Kawasan Pendidikan Tinggi (KPT) berperan sebagai stimulator pengembangan wilayah, aglomerasi universitas, serta adanya tindak kolektif masyarakat (forum lokal). PEL penting di Jatinangor mengingat KPT Jatinangor memiliki potensi sumberdaya alam, sosial, ekonomi, fisik bagi pengembangan wilayah. Peran universitas dalam PEL diharapkan dapat menghadapi dinamika wilayah dan keterpurukan masyarakat, yang dapat ditinjau melalui (1) Proses pengembangan masyarakat berbasis aset dan kemitraan,(2) Kerjasama dan pembelajaran,(3) Pemanfaatan inovasi yang bersumber dari universitas dan inovasi sebagai hasil interaksi universitas dengan berbagai aktor PEL. Kawasan Jatinangor sebagai kawasan yang dijadikan fokus kajian yang dipilih didasarkan pertimbangan bahwa keberadaan Kawasan Pendidikan Tinggi (KPT) berperan sebagai stimulator pengembangan wilayah, wilayah strategis, aglomerasi universitas, serta adanya tindak kolektif masyarakat (forum lokal). PEL penting di Jatinangor mengingat KPT Jatinangor memiliki potensi sumberdaya alam, sosial, ekonomi, fisik yang menunjang bagi pengembangan wilayah.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti terlibat langsung sebagai pelaku aktif dan sumber informasi, ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran langsung. Peneliti lebur menyatu dalam proses penelitian sebagai insider dan outsider secara simultan. Studi kasus dijadikan pendekatan penelitian untuk menyingkap dan menelusuri fenomena yang mencakup fokus dan konteks mengenai peran universitas dalam PEL. Penelitian menghasilkan temuan bahwa universitas berperan dalam PEL Temuan menjelaskan bahwa keberhasilan kolaborasi bergantung pada kekohesifan, kepemimpinan, rasa saling percaya, informasi, dan proses keterbukaan. Peran universitas dalam PEL mensyaratkan interaksi interpersonal para aktor PEL berinteraksi, yang meliputi keterlibatan, komunikasi, kemampuan berhubungan, membangun harapan bersama, kesepahaman, kepercayaan dan empati. Keterlibatan universitas dapat meningkatkan kapasitas kewirausahaan, menstimulasi kesempatan berusaha, meningkatkan kemampuan produksi, menyediakan akses informasi dan pasar, dan membantu pemecahan masalah lokal. Penelitian mendukung konsep bahwa rasa nyaman, keamanan, dan kontak sosial antara universitas dengan pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha sangat penting dalam PEL untuk mempertahankan ikatan sosial antar komunitas. Universitas berpartisipasi dalam proses perencanaan menggerakkan sumber daya lokal, layanan pengembangan bisnis, pemenuhan kebutuhan lokal dan pemecahan masalah sosial ekonomi lingkungan sekitar kampus, akses informasi, serta penyediaan dan penyebaran inovasi. Interaksi antar aktor membawa dinamika hubungan dalam bentuk sikap kritis dan keterbukaan, peningkatan kapasitas, berbagi pengalaman, berbagi sumberdaya, dan dialogis proses perencanaan PEL. Interaksi antar aktor merupakan proses sosial dan pembelajaran kolektif yang memmunculkan proses pengambilan keputusan kolektif bagi keberlanjutan kegiatan PEL. Proses ini membantu upaya pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan kawasan, dan disseminasi inovasi.Penelitian ini mempertegas posisi dan fungsi universitas sebagai modal sosial dan aset wilayah. Jejaring interaksi ABGC (Academic, Business, Government, Community) membuka akses bagi masyarakat kepada kampus dan lembaga lain di luar KPT Jatinangor. Keberhasilan inisiatif lokal ditentukan oleh upaya bersama masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan akademisi mengembangkan solusi inovatif dalam mengatasi masalah sosial ekonomi lokal. Penelitian ini telah berkontribusi memformulasikan keterlibatan aktif universitas dengan aktor lain dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan KPT.