digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP ENCEP SAEFFUL ALAM 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

2008 TA PP ENCEP SAEFFUL ALAM 1-BAB 1.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP ENCEP SAEFFUL ALAM 1-BAB 2.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP ENCEP SAEFFUL ALAM 1-BAB 3.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP ENCEP SAEFFUL ALAM 1-BAB 4.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP ENCEP SAEFFUL ALAM 1-BAB 5.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP ENCEP SAEFFUL ALAM 1-BAB 6.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP ENCEP SAEFFUL ALAM 1-BAB 7.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP ENCEP SAEFFUL ALAM 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Obat tradisional yang berasal dari tumbuhan semakin dikenal oleh masyarakat, salah satunya adalah jamu. Namun, dalam perkembangannya banyak ditemukan jamu yang dicampur dengan bahan kimia obat. Oleh karena itu, untuk melindungi kesehatan masyarakat diperlukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap jamu. Pada jamu yang diindikasikan untuk melangsingkan tubuh, furosemida dan hidroklorotiazida merupakan bahan kimia obat yang perlu diperiksa keberadaannya. Furosemida dan hidroklorotiazida dianalisis dengan kromatografi lapis tipis densitometri menggunakan plat silika gel GF254 pelarut pengembang campuran metanol : etil asetat (2:3), kemudian kedua bercak dianalisis secara densitometri pada panjang gelombang 254 nm. Pada sistem kromatografi tersebut diperoleh nilai perolehan kembali furosemida adalah 97,7-99,1%, untuk hidroklorotiazida 92,0-98,3%. Metode ini dapat digunakan untuk menganalisis furosemida dengan batas deteksi 0,11 mg/mL, dan batas kuantisasi 0,33 mg/mL sedangkan hidroklorotiazida memiliki batas deteksi 0,10 mg/mL, batas kuantisasi 0,31 mg/mL. Dari pemeriksaan 22 sampel jamu tidak ditemukan adanya furosemida dan hidroklorotiazida.