digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP DIAS WIDYA RAMADHAN 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

2008 TA PP DIAS WIDYA RAMADHAN 1-BAB1.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP DIAS WIDYA RAMADHAN 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP DIAS WIDYA RAMADHAN 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP DIAS WIDYA RAMADHAN 1-BAB4.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP DIAS WIDYA RAMADHAN 1-BAB5.pdf
File tidak tersedia

2008 TA PP DIAS WIDYA RAMADHAN 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Manajemen Resiko telah menjadi topik riset yang populer pada 20 tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh keuntungan yang akan didapat oleh perusahaan apabila mereka melakukan manajemen resiko. Salah satu tipe resiko adalah resiko mata uang asing. Resiko jenis ini berhubungan dengan perubahan kurs mata uang. Perusahaan yang mempunyai paparan yang besar terhadap mata uang asing akan mendapatkan keuntungan dengan menerapkan dasar-dasar manajemen resiko. Telkom adalah salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. Telkom bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi dan informasi. Telkom mempunyai paparan yang besar terhadap mata uang asing terutama dari utang luar negeri dan biaya modal. Fakta ini menunjukkan bahwa Telkom perlu menerapkan manajemen resiko mata uang asing, keuntungan yang didapat akan lebih besar dari biaya yang harus dikeluarkan. Pada riset ini, periset berusaha untuk mencari strategi terbaik yang akan diterapkan di Telkom dalam manajemen resiko mata uang asing. Untuk melakukannya, periset mempelajari riset-riset sebelumnya untuk menjadi landasan teori. Data primer dari strategi yang dilakukan saat ini juga menjadi landasan untuk membuat model yang baru. Dari riset yang telah dilakukan, periset menemukan bahwa strategi yang saat ini dilakukan oleh Telkom tidak efisien. Ada beberapa faktor yang mendukung pernyataan tersebut, yaitu: tingginya cadangan mata uang asing, tipe penyimpanan dana yang tidak fleksibel, kesalahan metode estimasi yang cukup tinggi, dan pelaksanaan strategi lindung nilai yang menggunakan metode money market. Tujuan periset dalam riset ini adalah untuk mencari model baru yang dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dan menurunkan biaya yang harus dikeluarkan. Berdasarkan kalkulasi dan analisis yang telah dilakukan, periset membangun model baru dalam strategi lindung nilai. Model tersebut adalah: tingkat minimal cadangan mata uang asing adalah nilai estimasi dari metode forecast ditambah dengan standar deviasi, menggunakan tabungan sebagai tipe penyimpanan dana agar lebih fleksibel, dan membuat kontrak forward untuk membagi resiko dengan pihak lain. Setelah melakukan perbandingan antara strategi yang telah dilakukan dengan model baru, dapat disimpulkan bahwa model baru lebih efektif dalam melakukan manajemen resiko mata uang asing. Direkomendasikan untuk Telkom untuk menerapkan model baru yang dibuat pada riset ini. Agar lebih baik lagi, pada riset berikutnya disarankan untuk menghitung VAR pada perubahan kurs mata uang asing.