Fingerprint atau sidik jari merupakan salah satu indikator untuk mengenali seseorang dalam
otentikasi biometrik. Seiring perkembangan teknologi, pemindai sidik jari tanpa sentuh semakin
dikembangkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan kamera untuk
mengambil citra sidik jari. Pengambilan citra menggunakan gambar memiliki masalah tersendiri
yaitu bagaiman meningkatkan resolusi citra yang dihasilkan apabila pengambilan citra dilakukan
dalam jarak yang jauh. Selain itu, bagaimana melakukan ektraksi sidik jari berdasarkan inputan
citra merupakan permasalahan yang ingin dibahas pada penelitian.
Teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan resolusi citra jarak jauh adalah super
resolution. Selain itu, untuk melakukan ekstraksi diperlukan berbagai proses seperti segmentasi,
peningkatan kontras dan kemudian dilakukan thresholding untuk mendapatkan garis sidik jari.
Sidik jari yang didapatkan kemudian dilakukan ekstraksi minutia untuk mendapatkan minutia yang
digunakan sebagai pencocokkan. Adapun minutia yang umumnya digunakan adalah ridge endings
dan bifurcation. Pencocokkan minutia kemudian dilakukan perhitungan nilai dengan menetapkan
threshold sebesar 40 sebagai penentu apakah sidik jari yang dimasukkan cocok dengan sidik jari
kandidat lain di database.
Kualitas sidik jari beserta jumlahnya dilakukan menggunakan aplikasi FpMV yang dikembangkan
oleh NIST. Penggunaan aplikasi FpMV dikarenakan mendukung perhitungan kualitas minutia
yang didapat. Sebuah citra tergolong berkualitas baik apabila memiliki jumlah minutia minimal
40 dan setiap citra yang digunakan baik menggunakan super resolusi maupun tidak memiliki
minutia minimal 40 dengan kualitas yang beragam.
Penggunaan super resolusi tidak memberikan hasil yang optimal dimana nilai CER yang
dihasilkan jauh lebih tinggi dibanding tanpa super resolusi. Nilai CER tanpa super resolusi sekitar
10% sedangkan dengan super resolusi berkisar antara 30%-40%.
Perpustakaan Digital ITB