Sebagian besar masyarakat di desa khususnya di pulau Jawa memiliki profesi sebagai petani. Namun,
hanya sebagian kecil petani saja yang melakukan proses penggilingan gabah secara mandiri sehingga
membuat pendapatan petani semakin rendah. Para petani biasanya hanya menjual gabah hasil panen
kepada pihak perseorangan lainnya (sesama petani), tengulak, swasta, dan pemerintah. Itu sebabnya
mengapa tingginya harga beras di pasar tidak berdampak signifikan pada pendapatan para petani.
Besarnya gap antara harga gabah di tingkat petani dan harga beras di pasar membuat keuntungan tidak
dinikmati oleh para petani.
Pada penelitian ini, membahas rencana project untuk mengembangkan sebuah pabrik penggilingan
gabah padi dengan platform BUMDes untuk meningkatkan pendapatan para petani. Project ini
direncanakan berbentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan skema kepemilikan dari
pemerintah desa dan para petani yang memasok gabah secara rutin dengan perjanjian tertentu.
Sedangkan modal bisnis pada project ini menggunakan hibah dana desa yang menjadi kewenangan
pemerintah desa. Penggunaan dana desa akan direalisasikan dalam dua Tahun Anggaran sehingga
kegiatan operasional baru bisa dilaksanakan pada tahun keempat menyesuaikan dengan proses birokrasi
pemerintahan desa.
Dalam mengeksplorasi isu bisnis, project ini menggunakan metode analisis Porter Five’s Forces dan
analisis SWOT (Strengh, Weakness, Opportunity, and Threat). Sedangkan untuk menganalisa kelayakan
finansial pada project ini, menggunakan tiga parameter yaitu nilai Net Present Value (NPV), Internal
Rate of Return (IRR), dan Payback Period berdasarkan metode perhitungan arus kas bebas untuk proyek
dan arus kas bebas untuk equity. Selain itu, juga dibahas sekilas terkait bisnis non-profit.
Pada penelitian ini, dikembangkan tiga scenario berdasarkan machine hour. Dari ketiga scenario
tersebut, skenario kedua merupakan skenario terbaik dengan 11-hour machine. Hasil metode
perhitungan free cash flow to project pada skenario kedua menunjukan nilai NPV sebesar IDR 1,093
miliar, IRR sebesar 16,49%, dan Payback Period sebesar 5,25 tahun. Selain itu, hasil metode perhitungan
free cash flow to equity pada skenario kedua menunjukan nilai NPV sebesar IDR 459,9 juta, IRR sebesar
25,02%, dan Payback Period sebesar 2,42 tahun. Berdasarkan parameter-parameter tersebut, proyek ini
secara finansial layak untuk diimplementasikan. Diharapkan dengan direalisasikannya project ini dapat
memberikan nilai tambah finansial bagi pemerintah desa dan masyarakat desa khususnya para petani.
Perpustakaan Digital ITB