ABSTRAK Darma Ng Rimbawan
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Polusi logam berat pada ekosistem akuatik oleh timbal (Pb) yang dihasilkan dari limbah industri dapat mengganggu kesehatan manusia dan ekosistem. Fitoremediasi merupakan salah satu metode untuk mengurangi konsentrasi polutan dari lingkungan. Saat ini metode fitoremediasi secara konvensional (statis) banyak dilakukan, namun sistem dinamis sedang dikembangkan terkait dengan efisiensi ruang. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas kedua sistem dalam penurunan konsentrasi Pb pada media tanam, serta penyerapan dan laju translokasi dalam organ tanaman (akar, batang, dan daun) kangkung (Ipomoea aquatica). Uji pendahuluan dilakukan untuk menentukan batas toleransi konsentrasi Pb untuk menumbuhkan kangkung. Penelitian lanjutan dilakuan dengan menumbuhkan enam individu kangkung yang berumur dua minggu (biomassa rata-rata 53,71 mg) di dalam wadah 10 L dengan dua konsentrasi Pb(NO)¬3 yang berbeda, yaitu kontrol (0 ppm, D0) dan 50 ppm (D50) pada sistem dinamis dan statis (S0 dan S50) selama 20 hari pengamatan. Parameter yang diukur setiap lima hari adalah biomassa tumbuhan, konsentrasi Pb dalam akar, batang dan daun kangkung, serta konsentrasi Pb pada media tanam. Pengukuran konsentasi Pb pada organ tanaman dan media tanam dilakukan dengan metode AAS di laboratorium Hidro-Elektrometalurgi ITB. Data tersebut kemudian dianalisis secara statistik menggunakan two-way anova SPSS 25. Translocation factor dan bioconcentration factor dihitung untuk melihat perpindahan Pb dalam organ tanaman dan kemampuan kangkung untuk menyerap logam berat. Metal extraction ratio pada kangkung dihitung untuk melihat kemampuan dan kesesuaian kangkung untuk fitoremediasi. Pada kedua sistem, konsetrasi Pb tinggi menghasilkan biomasa kangkung yang lebih kecil (S50: 724,35 ± 9,97 mg; D50:307,06 ± 6,07) dibandingkan dengan kontrol (S0: 968,62 ± 15,61 mg; D0: 799,56 ± 10,79). Pada konsentrasi 50 ppm, akumulasi Pb tertinggi ditemukan pada daun, kemudian akar dan batang (S50: 76,63 ± 7,54 ppm; 53,32 ± 6,52 ppm; dan 19,12 ± 4,25 ppm; D50: 101,55 ± 7,6ppm; 55,94 ± 6,95 ppm; dan 29,62 ± 5,3 ppm). Penurunan konsentrasi Pb paling tinggi terjadi pada sistem dinamis (46%) dibandingkan dengan statis (34%). Translocation factor dan bioconcentration factor pada kedua sistem adalah 1,69 (S50); 2,69 (D50); dan 6,51 (S50) dan 10,8 (D50). Metal extraction ratio kangkung pada sistem dinamis dan statis 2,4% dan 0,19%. Kemampuan kangkung mengakumulasi logam Pb menunjukkan bahwa organisme ini dapat digunakan sebagai tanaman model fitoremediasi. Jika dilihat dari persentase penurunan Pb dalam media tanam, maka sistem dinamis dapat direkomendasikan untuk fitoremediasi perairan yang terpapar logam berat Pb karena mampu meningkatkan efektifitas penyerapan logam berat oleh tumbuhan dibandingkan dengan sistem statis.
Perpustakaan Digital ITB