digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pupuk urea bersubsidi merupakan komoditas penting yang dibutuhkan oleh pelaku usaha sektor pertanian. Sistem dan kebijakan distribusi pupuk urea bersubsidi diatur melalui Peraturan Menteri Perdagangan No. 21 Tahun 2008 untuk menjamin ketersediaan di tingkat petani. Analisis supply demand kumulatif tingkat nasional menunjukkan bahwa terdapat potensi ekspor urea sekitar 1 (satu) Juta Ton yang belum termanfaatkan dengan baik walaupun seluruh kebutuhan pupuk urea bersubsidi dalam negeri telah terpenuhi. Kebijakan yang berlaku selama ini kurang optimal dalam menciptakan efisiensi sistem distribusi ditinjau dari kriteria performansi tingkat ketersediaan (availability) petani, total ongkos persediaan tahunan, dan pemanfaatan potensi ekspor. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kebijakan distribusi yang mampu memperbaiki kinerja existing sistem distribusi pupuk urea bersubsidi dengan studi kasus rayon pemasaran PT. Pupuk Kujang. Model sistem rantai pasok 4-eselon sebagai alat bantu penentuan kebijakan distribusi pupuk urea bersubsidi dibangun dengan metodologi sistem dinamis. Model referensi sistem inventory yang digunakan adalah periodic review dengan pendekatan perencanaan terintegrasi, echelon stock, dan waktu siklus tunggal. Metode simulasi digunakan untuk mengevaluasi seperangkat skenario kebijakan yang tersusun dari kombinasi faktor ketentuan persediaan minimum (KPM), faktor persediaan maksimum yang diharapkan (RMax), dan faktor perubahan waktu siklus antar pemesanan entitas distribusi (WS). Proses simulasi dinamis menghasilkan performansi sistem distribusi pada penerapan 18 (delapan belas) skenario kebijakan yang diujicobakan. Pemilihan skenario kebijakan terbaik sebagai usulan didasarkan pada kemampuan memperbaiki kinerja existing sistem distribusi yang paling optimal. Hasil simulasi menunjukkan skenario kebijakan 5 menjadi pilihan terbaik karena meningkatkan availability petani (dari 90,13% menjadi 94,45%) secara signifikan. Peningkatan total ongkos persediaan tahunan sebesar 9,7% pada penerapan skenario 5 dapat dikompensasi oleh profit gain ekspor sekitar 240.000 Ton. Kuota ekspor yang mendekati optimal pada penerapan skenario 5 adalah sebesar 75% dari perhitungan awal. Akan tetapi, model simulasi mempunyai keterbatasan dalam menentukan timing dan meramalkan kelayakan ekspor urea karena menggunakan perhitungan totalitas tahunan pada simulasi kontinu. Secara rule of thumb ilustrasi grafis, ekspor urea dapat dilakukan sepanjang tahun kecuali pada puncak musim tanam bulan Desember dengan periode yang paling aman bulan April - Agustus saat kebutuhan nasional relatif rendah. Melalui serangkaian analisis, strategi peningkatan kinerja sistem distribusi pupuk urea bersubsidi yang dapat diusulkan adalah pengurangan lead time, perubahan titik transaksi distributor pada gudang lini III kabupaten, kepatuhan entitas terhadap kebijakan terintegrasi, dan pengurangan lini distribusi.