Pengelolaan sampah di Kota Bandung masih memiliki berbagai masalah. Banyaknya sampah yang tidak terangkut dan tertangani mengakibatkan beberapa permasalahan perkotaan terjadi. Salah satu upaya untuk menangani permasalahan sampah di Bandung adalah dengan menggunakan sistem regional untuk pemrosesan akhirnya. TPPAS Legok Nangka akan digunakan Kota Bandung sebagai sarana pemrosesan akhir menggantikan TPA Sarimukti. Namun, jumlah timbulan sampah yang meningkat, kapasitas TPS yang tidak memadai, dan lokasi TPPAS yang jauh mengakibatkan masih banyaknya sampah yang tidak tertangani di dalam Kota Bandung. UU 18/2008 menyebutkan bahwa pengurangan sampah merupakan salah satu poin yang diwajibkan dalam pengelolaan sampah. Sehingga Kota Bandung menerapkan beberapa kebijakan untuk mengurangi sampah dari sumber. Untuk memprediksi kebutuhan fasilitas pengelolaan sampah, biaya pengelolaan sampah, pengaruh terhadap kapasitas TPPAS Regional terkait kebijakan pengurangan sampah, digunakan model sistem dinamis yang memodelkan sistem pengelolaan sampah Kota Bandung sampai tahun 2025. Hasil simulasi menunjukkan bahwa adanya usaha pengurangan sampah di TPS Kota Bandung dapat mempengaruhi usia lahan urug, dan skenario kebijakan yang dianggap paling cocok untuk diaplikasikan apabila Kota Bandung memilih untuk menggunakan TPPAS Regional adalah skenario optimis dengan jumlah sampah terangkut di akhir tahun simulasi 338 ton/hari dan biaya pengelolaan sampah Rp 223.364/ton sampah. Skenario ini mampu mengurangi biaya pengelolaan sampah 12,65% dibanding tidak dilakukannya pengurangan sampah.
Perpustakaan Digital ITB