Zona permeabel merupakan variabel penting dalam pengembangan suatu lapangan panas bumi. Beberapa parameter yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi zona permeabel adalah zona fracture dan zona feed. Intensitas rekahan digunakan untuk mengidentifikasi zona fracture dan landaian kurva tekanan-temperatur (P-T) dari hasil Pressure-Temperature-Spinner(PTS) Test untuk mengidentifikasi zona feed. Pada penelitian ini digunakan data intensitas rekahan yang dikomposit per 10m, tekanan dan temperatur dari sumur LPA dan LPB yang terdiri dari LPA1, LPA2,LPA3, LPA4, LPB1, LPB2, LPB3 dan LPB6 yang berada di lapangan panas bumi Wayang Windu bagian utara. Pemodelan yang dilakukan menggunakan metode Sequential Gaussian Simulation(SGS) untuk intensitas rekahan dan P-T serta metode Sequential Indicator Simulation(SIS) untuk data arah strike fracture dan lithologi. Dari hasil pemodelan SGS intensitas rekahan didapatkan zona yang memiliki instensitas rekahan yang tinggi berada pada elevasi 1215s/d765 m.a.s.l dengan arah utama Timur laut–Barat daya. Dari analisis landaian kurva P-T didapatkan indikasi feed zone berada pada elevasi (m.a.s.l) 1120 s/d 1036 di LPB1,1211 s/d 1188 dan 862 s/d 835 di LPB3, 1320 s/d 1306 di LPB6, 1156 s/d 1132 dan859 s/d 826 di LPA1, 1218 s/d 1195 dan 1151 s/d 1138 di LPA2, 967 s/d 954 dan722 s/d 715 di LPA3, 1278 s/d 1260 dan 988 s/d 980 di LPA4. Kemudian zona permeabel diidentifikasi berdasarkan zona high fracturedan zona feed. Meskipun tidak pada semua zona intensitas rekahan tinggi merupakan zona feed namun hampir pada setiap zona feed memiliki intensitas fracture yang tinggi. Arah umum fracture pada zona high fracture hasil simulasi memberikan arah yang mirip dengan arah fracture dari hard datanya. Penelitian ini menghasilkan model zona permeabel berdasarkan korelasi spasial zona high fracture dengan zona feed serta korelasi antara parameter zona permeabel dibawah dan dekat permukaan.
Perpustakaan Digital ITB