digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Seiring dengan meningkatnya ekosistem startup di Indonesia, terutama dalam sektor kreatif industri, startup menghadapi tantangan untuk bertahan dan berkembang. Sekitar 90% startup gagal menjadi perusahaan mapan. Karena tantangan eksternal sulit dikendalikan sepenuhnya, membangun fondasi internal yang kuat menjadi kunci. Salah satu caranya melalui budaya organisasi. Budaya yang selaras dengan strategi akan memperkuat motivasi dan efektivitas tim, sedangkan budaya yang tidak sesuai justru dapat menimbulkan demotivasi dan kebingungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendiagnosis budaya organisasi saat ini dan yang diharapkan di tiga startup kreatif, yaitu Amusphere, Tentang Kita, dan Nexplus. Selain itu, penelitian mengevaluasi sejauh mana keselarasan budaya terjadi dan bagaimana dampaknya terhadap kinerja organisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed-method dengan desain eksplanatori: kuantitatif melalui kuesioner Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI), dan kualitatif melalui wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi yang selaras mendukung pencapaian tujuan perusahaan dengan memperkuat motivasi dan kohesi tim. Sebaliknya, ketidaksesuaian budaya menimbulkan tantangan dalam kedisiplinan, akuntabilitas, dan arah kerja. Penelitian ini menegaskan bahwa yang dibutuhkan bukan sekadar pergeseran budaya, melainkan kesesuaian (kongruensi) antara nilai, praktik, dan struktur yang membentuk budaya organisasi.