
To Be Published David Vernanda
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan
Dalam industri semen, pengadaan kemasan merupakan aspek penting dalam pengelolaan biaya dan efisiensi operasional. SIG, sebagai produsen semen terbesar di Indonesia, menghadapi beberapa tantangan utama dalam pengadaan bahan kemasan, yaitu kertas kraft dan kantong woven. Tantangan tersebut meliputi kebutuhan untuk mengintegrasikan keberlanjutan, tekanan biaya yang ketat, kepatuhan terhadap peraturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), ketidakstabilan kualitas, dan ketergantungan pada pemasok tunggal. Hambatan ini diperburuk oleh rantai pasok global yang tidak stabil dan terbatasnya sumber pemasok lokal yang kompetitif. Mengatasi tantangan ini sangat penting, karena kemasan tetap menjadi salah satu pengeluaran terbesar bagi produsen semen, yang secara langsung memengaruhi kinerja operasional dan struktur biaya. Meskipun signifikansi masalah ini telah diketahui, terdapat kesenjangan penelitian yang substansial dalam industri semen terkait kerangka negosiasi yang disesuaikan untuk pengadaan kemasan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan kerangka negosiasi praktis yang akan mengoptimalkan proses pengadaan kemasan SIG dengan menemukan keseimbangan antara efisiensi biaya, standar kualitas, kepatuhan peraturan, dan tujuan keberlanjutan. Dengan menggunakan wawancara semi-terstruktur dengan pemangku kepentingan utama, termasuk tim pengadaan, konsumen, dan pemasok, penelitian ini menerapkan metodologi penelitian kualitatif. Temuan-temuan divalidasi melalui analisis data sekunder, termasuk kontrak pengadaan yang ada dan catatan kinerja pemasok. Tantangan dan peluang utama diidentifikasi melalui analisis tematik dan pengkodean, yang kemudian ditriangulasi untuk memastikan keandalannya.
Penelitian ini mengusulkan kerangka negosiasi khusus yang menggabungkan teoriteori kerangka negosiasi yang tersedia seperti: 3D Negotiation, ZOPA-BATNA, Integrative Negotiation, dan 7 Elements of Value Negotiation. Tujuan utama untuk kertas kraft adalah menemukan pemasok baru, memanfaatkan ketegangan kompetitif, dan menetapkan kontrak berbasis kinerja yang mencakup metrik keberlanjutan. Program pengembangan pemasok, tender kompetitif, dan
iv
kolaborasi diprioritaskan dalam kerangka kerja untuk kantong woven guna meningkatkan kualitas produk dan mematuhi TKDN.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa kerangka negosiasi yang diusulkan memberikan solusi praktis bagi SIG untuk mengatasi tantangan pengadaan sambil memastikan efisiensi biaya dan keselarasan dengan peraturan. Dengan mendorong inovasi pemasok, meningkatkan standar kualitas, dan mengintegrasikan tujuan keberlanjutan, SIG dapat memperbaiki proses pengadaannya dan memposisikan diri sebagai pemimpin dalam praktik pengadaan yang bertanggung jawab.