digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Saat ini kegiatan pengamatan GPS di Indonesia didasari oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-6724-2002. Salah satu hal yang diuraikan dalam standar nasional tersebut adalah penggunaan metode jaring tertutup untuk pengukuran Kerangka Dasar Horizontal (KDH). Metode jaring tertutup memang lebih unggul dari segi ketelitian posisi dibanding metode jaring radial. Di sisi lain metode jaring radial memiliki kelebihan dari segi waktu dan biaya pelaksanaan survey. Dengan semakin berkembangnya teknologi receiver, perangkat lunak pengolahan data GPS, serta semakin banyaknya jumlah satelit semenjak dibuatnya standar nasional tersebut, ketelitian posisi dengan menggunakan metode radial mungkin akan sama telitinya dengan metode jaring tertutup. Dalam Tugas Akhir ini akan dibahas seberapa presisi dan akurat koordinat yang dapat dihasilkan dari kedua metode tersebut. Sebagai parameter untuk membandingkan kepresisian dan akurasi ketelitian posisi metode jaring radial dan metode jaring tertutup, maka dianalisis perbedaan koordinat, setengah sumbu elips kesalahan, dan nilai standar deviasi yang diperoleh masing-masing jaring. Berdasarkan parameter-parameter tersebut didapatkan bahwa metode jaring tertutup memang lebih teliti dibandingkan jaring radial. Namun dengan level perbedaan hanya dalam milimeter sampai sentimeter, untuk kegiatan survei GPS yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi dapat saja menggunakan metode pengamatan jaring radial.