Gunung Tangkuban Parahu merupakan salah satu gunungapi tipe Strato (berlapis),
gunung ini tumbuh di dalam Kaldera Sunda sebelah Timur. Berdasarkan corak, erupsi
gunung Tangkuban Parahu dikelompokkan dalam tiga fase, yaitu Fase Eksplosif yang
menghasilkan piroklastik dan mengakibatkan terjadinya lahar, Fase Efusif yang
menghasilkan banyak aliran lava berkomposisi andesit basaltik serta Fase
Pembentukan/pertumbuhan saat ini, yang umumnya eksplosif kecil kadang diselingi
erupsi freatik. Karena itu, gunung ini menarik untuk dikaji terkait fenomena
geologinya. Kajian geologi bawah permukaan penting dilakukan untuk mengetahui
gambaran struktur bawah permukaan, meliputi batuan penyusun, bentuk rekahan yang
terjadi di bawah permukaan, serta peranan air tanah yang mendorong terjadinya erupsi
freatik. Kajian geofisika menggunakan Metode Gayaberat (gravity) dinilai efektif dan
efisien, untuk mengetahui variasi densitas batuan bawah permukaan yang menyusun
gunung Tangkuban Parahu berdasarkan anomali gayaberat yang terukur di permukaan,
sehingga dapat diperkirakan fenomena geologi bawah permukaan melalui kondisi
batuan yang telah diketahui densitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
peta anomali gayaberat Bouguer lengkap, peta anomali gayaberat regional, serta peta
anomali gayaberat residual serta dapat memodelkan struktur geologi bawah
permukaan. Sejumlah 35 data observasi gayaberat hasil akuisisi langsung di lapangan
dengan pola acak tersebar di Puncak, dengan dominan persebaran data ke arah Lereng
Selatan. Proses pemisahan nilai anomali regional dan residual dilakukan menggunakan
Metode Low Pas Filter 2D Fast Fourir Transform. Interpretasi geologi bawah
permukaan dilakukan secara kuantitatif, melalui pemodelan ke depan (forward
modelling). Penelitian ini, memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai struktur
bawah permukaan Lereng Selatan Gunung Tangkuban Parahu, berdasar pada
penampang A ke B dan Penampang C ke D terdapat dua struktur patahan normal yang
terjadi di bawah permukaan, dengan demikian secara umum daerah penelitian disusun
oleh dua satuan batuan, yaitu satuan gunungapi tua dan satuan gunungapi muda.
Perpustakaan Digital ITB