digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Gita Rosifa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Sampah merupakan salah satu permasalahan terbesar di negara berkembang, termasuk Indonesia. Sampah organik yang mengandung logam berat timbal (Pb) berlebih dapat menjadi ancaman kesehatan apabila masuk ke dalam rantai makanan melalui tanaman. Salah satu upaya menangani hal tersebut dengan menggunakan zeolit sebagai adsorben dan kangkung sebagai indikator kualitas lingkungan karena memiliki sifat fitoremediasi, serta tingginya permintaan pasar yang mendorong peningkatan produksinya setiap tahun. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas partikel zeolit dan pengaruh pemberian dosis kompos sampah organik tercemar logam timbal (Pb) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung (Ipomoea reptans). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial 3 × 4, yang terdiri atas tiga taraf ukuran zeolit (tanpa zeolit, mikro, dan makro) dengan dosis 145,2 gram/polybag dan empat taraf dosis kompos sampah organik (0 ton/ha, 15 ton/ha, 20 ton/ha, dan 25 ton/ha), sehingga terdapat 12 perlakuan dengan 3 ulangan. Adapun parameter yang diamati diantaranya tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot basah tajuk dan akar, bobot kering tajuk dan akar, laju pertumbuhan, indeks panen, dan shoot-root ratio. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji lanjut Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara zeolit dan kompos. Dosis kompos 15 ton/ha berpengaruh pada seluruh parameter yaitu, tinggi tanaman, jumlah daun, laju pertumbuhan, luas daun, bobot basah tajuk, bobot kering tajuk, bobot basah akar, bobot kering akar, shoot-root ratio, dan indeks panen. Rata-rata nilai tiap perameter secara beruturut-turut adalah 35,18 cm; 22,8 helai; 1,21 cm/hari; 27,07 cm2; 12,28 gram; 0,71 gram; 3,57 gram; 0,76 gram; 2,23; dan 0,63. Pemberian partikel zeolit tidak efektif dalam penyerapan logam berat timbal (Pb) karena pada tanaman kangkung memiliki kadar logam diatas ambang batas standar SNI 7387:2009, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.