Pada 11 Februari 2020, WHO mengumumkan virus baru yang menginfeksi saluran pernafasan yang diidentifikasi sebagai COVID-19 dan kemudian menyebar ke seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Selama pandemi COVID-19 melanda Indonesia, banyak kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dalam mengendalikan laju penyebaran COVID-19 di Indonesia. Kebijakan yang diterapkan umumnya bertujuan untuk membatasi aktivitas dan perjalanan masyarakat baik perjalanan dalam kota maupun perjalanan antar kota. Hal ini dikarenakan adanya anggapan bahwa perjalanan masyarakat berperan sebagai lokasi penyebaran COVID-19 serta dapat berperan sebagai vektor yang membawa virus dari suatu tempat ke tempat lain. Namun adanya masa inkubasi menyebabkan perjalanan masyarakat tidak langsung mempengaruhi penambahan kasus COVID-19 pada hari yang sama. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengidentifikasi jeda waktu serta hubungan antara perjalanan masyarakat dengan penambahan kasus COVID-19 serta pengaruh penerapan kebijakan terhadap penambahan kasus COVID-19 dan perjalanan masyarakat bagi daerah penyangga DKI Jakarta dan Kota Bandung.
Dalam penelitian ini, data historis penambahan kasus COVID-19 harian diperoleh dari PIKOBAR. Data perjalanan masyarakat sebelum pandemi pada daerah penyangga DKI Jakarta diperoleh dari Lotadata sedangkan pada daerah penyangga Kota Bandung diperoleh dari BLCMP dan BUMP. Untuk memperoleh perubahan volume perjalanan masyarakat harian pada saat pandemi, digunakan persentase perubahan perjalanan masyarakat yang diperoleh dari Facebook Mobility Data. Data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan pendekatan korelasi. Temuan signifikan yang dapat diperoleh dari studi ini diantaranya timelag antara perjalanan dan penambahan kasus COVID-19 cenderung berkurang seiring dengan berjalannya waktu, perjalanan masyarakat tidak selalu signifikan terhadap penambahan kasus COVID-19 sepanjang pandemi berlangsung, serta penerapan PSBB lebih efektif untuk diterapkan pada daerah penyangga Kota Bandung dibandingkan dengan pada daerah penyangga DKI Jakarta.
Perpustakaan Digital ITB