Kegiatan pertambangan terbuka menyebabkan hilangnya lapisan tanah atas dan
berkurangnya tutupan vegetasi, sehingga memicu peningkatan laju erosi. Kondisi ini
memengaruhi kualitas air tambang akibat terbawanya partikel tanah oleh aliran
permukaan saat hujan. Oleh karena itu, estimasi laju erosi dan besarnya limpasan
permukaan menjadi sangat penting. Salah satu metode yang umum digunakan adalah
MUSLE-SDR untuk menghitung laju erosi dan sediment yield pada outlet daerah aliran
sungai. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa laju erosi berkisar antara 21,02
ton/ha/tahun hingga 65,01 ton/ha/tahun. Faktor yang paling berpengaruh terhadap laju
erosi adalah erosivitas hujan (R) dan panjang-kemiringan lereng (LS), dengan analisis
sensitivitas dan feature importance menunjukkan kontribusi terbesar berasal dari kedua
faktor tersebut. Selain itu, erosi berkorelasi dengan konsentrasi TSS, dengan nilai ratarata koefisien determinasi (R²) sebesar 19,334%. Rendahnya nilai R² untuk TSS
disebabkan oleh konsentrasi yang kurang mewakili kondisi sebenarnya, sehingga
pengukuran berbasis beban lebih akurat. Hal ini didukung oleh peningkatan nilai R²
antara beban TSS dan total erosi menjadi 47,6%. Temuan penelitian ini dapat
digunakan untuk merumuskan strategi pengendalian erosi guna mengurangi beban
sedimen pada sistem pengolahan air tambang dan mendukung pengelolaan air yang
berkelanjutan.
Perpustakaan Digital ITB