ABSTRAK - Muhammad Razaq Sunur
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Muhammad Razaq Sunur
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Muhammad Razaq Sunur
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Razaq Sunur
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Razaq Sunur
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Razaq Sunur
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Razaq Sunur
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Muhammad Razaq Sunur
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Razaq Sunur
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Muhammad Razaq Sunur
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Implementasi Last Planner System (LPS) di industri konstruksi Indonesia seringkali menghadapi kendala berupa persepsi negatif dari para pelaksana (last planner), yang menganggapnya sebagai beban administratif tambahan. Persepsi ini berpotensi menghambat penerapan LPS. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja faktor-faktor manajerial dan pengaruhnya terhadap persepsi tersebut, dengan studi kasus pada proyek-proyek di PT. Pembangunan Perumahan Tbk. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran (mixed-method) yang mengkombinasikan data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui kuesioner yang disebar kepada para last planner dan dianalisis menggunakan metode Importance-Performance Analysis (IPA) untuk mengukur kesenjangan antara tingkat kepentingan (harapan) dan kinerja (kenyataan) dari faktor-faktor manajerial. Hasil analisis menunjukkan adanya kesenjangan kinerja yang signifikan, dengan rata-rata tingkat kesesuaian hanya sebesar 85,337%. Analisis IPA mengidentifikasi tiga indikator manajerial sebagai prioritas utama yang berada di Kuadran I (kinerja rendah, kepentingan tinggi), yaitu (1) kepemimpinan dalam mendorong komitmen realistis (V-2.1), (2) pengelolaan transisi dan resistensi terhadap perubahan (V-3.1), dan (3) kesesuaian remunerasi dengan beban kerja (V-6.1). Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini merumuskan tiga pilar rekomendasi strategi manajerial yang berfokus pada: membangun budaya perencanaan yang realistis dan aman secara psikologis, meningkatkan dukungan proaktif selama masa transisi, serta menjembatani celah persepsi mengenai nilai dan usaha antara manajemen dan tim pelaksana.
Perpustakaan Digital ITB