Peningkatan kualitas pelayanan publik menjadi tantangan utama dalam era
transformasi digital. Dalam konteks ini, pendekatan citizen-centric hadir sebagai
paradigma baru yang menempatkan masyarakat sebagai pusat dari desain,
pelaksanaan, dan evaluasi layanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan antara pendekatan citizen-centric dan kepuasan masyarakat terhadap
pelayanan Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Cimahi. Lima komponen utama yang
dianalisis meliputi: Identifikasi Kebutuhan (IK), Kolaborasi Antar Instansi (KO),
Layanan (LA), Pertukaran Data (PD), dan Masukan Perbaikan Layanan (MP), yang
diukur melalui 32 indikator. Data diperoleh dari survei terhadap 407 responden dan
dianalisis menggunakan Principal Component Analysis (PCA) untuk mereduksi
indikator menjadi delapan konstruk utama. Hasil PCA dilanjutkan dengan regresi
logistik biner yang menunjukkan tiga faktor signifikan terhadap kepuasan
masyarakat, yaitu Pemahaman Kebutuhan, Fleksibilitas Layanan dan Waktu dan
Kemudahan Proses Layanan, dengan nilai R² sebesar 13,6%. Pada regresi logistik
multinomial, fleksibilitas layanan menunjukkan pengaruh negatif signifikan
terhadap preferensi MPP digital, sedangkan pendidikan tinggi dan umpan balik
layanan mendekati signifikan. Hasil ini menjelaskan ada relevansi pendekatan
citizen-centric dalam meningkatkan kualitas layanan publik dan kepuasan
masyarakat. Namun, temuan juga menunjukkan adanya kompleksitas ekspektasi
masyarakat yang bersifat dinamis dan kontekstual yang mencerminkan
karakteristik wicked problem dalam tata kelola layanan publik dan menunjukkan
bahwa transisi menuju digital memerlukan lebih dari sekadar kesiapan teknis, tetapi
juga pemahaman terhadap dinamika preferensi dan pengalaman masyarakat yang
terus berubah.
Perpustakaan Digital ITB