digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB I Karin Jenia Felishanty [27124055]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II Karin Jenia Felishanty [27124055]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III Karin Jenia Felishanty [27124055]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV Karin Jenia Felishanty [27124055]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V Karin Jenia Felishanty [27124055]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh elemen visual dalam sintaksis ruang pamer terhadap keputusan pergerakan pengunjung berdasarkan gender, dengan mengambil studi kasus pada Ruang Geologi Indonesia di Museum Geologi Bandung. Kajian ini didasarkan pada kerangka teoretis yang mengintegrasikan teori atensi pengunjung museum (Bitgood, 2006), teori perbedaan perspesi visual-sepasial gender (misalnya Silverman, I., & Eals, M., 1992; Halpern, 2012), serta teori sintaksis ruang (Hillier & Hanson, 1984), dalam rangka menjelaskan keterhubungan antara konfigurasi elemen visual dan pola navigasi spasial. Elemen visual yang dianalisis meliputi pencahayaan, warna, grafis, objek koleksi, interaktifitas, dan informasi tekstual, yang secara kolektif membentuk daya tarik visual (visual saliency) dan memengaruhi persepsi spasial pengunjung. Metodologi yang diterapkan adalah pendekatan campuran (mixed methods) dengan dominasi kualitatif eksploratif yang didukung oleh data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui observasi perilaku pergerakan pengunjung serta penyebaran kuesioner terkait persepsi visual, sedangkan data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan pengunjung dan pengelola museum. Analisis difokuskan pada relasi antara persepsi visual, konfigurasi spasial, dan strategi pergerakan berdasarkan identitas gender. Temuan menunjukkan adanya diferensiasi signifikan dalam preferensi visual dan pola navigasi antara pengunjung laki-laki dan perempuan. Pengunjung laki-laki cenderung merespons elemen visual dengan kontras tinggi—seperti variasi intensitas pencahayaan, kombinasi warna, ukuran grafis—dengan lintasan eksplorasi yang lebih selektif dan terarah. Sebaliknya, pengunjung perempuan menunjukkan ketertarikan yang lebih tinggi terhadap objek koleksi dan detail visual, disertai dengan pola pergerakan yang lebih menyebar serta durasi kunjungan yang lebih panjang. Selain itu, ditemukan adanya ketidaksesuaian antara alur kuratorial dan lintasan aktual pengunjung, yang mengindikasikan bahwa konfigurasi sintaksis ruang belum sepenuhnya mendukung pengelolaan atensi dan distribusi kepadatan ruang. Secara teoretis, penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pengayaan wacana tentang interaksi antara persepsi visual, gender, dan konfigurasi spasial dalam konteks desain interior museum. Secara praktis, temuan ini dapat digunakan sebagai landasan bagi pengembangan desain pameran yang lebih inklusif, komunikatif, dan adaptif terhadap keberagaman persepsi serta strategi eksplorasi pengunjung.