digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Uray Camila Insani
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan

BAB 1 Uray Camila Insani
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan

BAB 2 Uray Camila Insani
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan

BAB 3 Uray Camila Insani
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan

BAB 4 Uray Camila Insani
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan

BAB 5 Uray Camila Insani
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan

PUSTAKA Uray Camila Insani
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza Ringkasan

Penggunaan juru bicara presiden sebagai salah satu saluran komunikasi publik telah lama menjadi praktik di Indonesia. Secara tradisional, peran juru bicara presiden terbatas pada penyampaian pesan resmi Presiden. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, peran ini telah berkembang secara signifikan. Peran ini memainkan fungsi strategis dalam menjaga stabilitas politik, membentuk narasi publik, meningkatkan penerimaan publik terhadap kebijakan pemerintah, dan mendorong implementasi kebijakan. Transformasi ini mencerminkan semakin kompleksnya lanskap komunikasi, terutama di era digital di mana informasi yang melimpah dan penyebaran misinformasi menghadirkan tantangan signifikan bagi komunikasi pemerintah. Dalam konteks ini, peran juru bicara dan komunikasi publiknya menjadi krusial. Pemerintah seringkali dituntut untuk merespons wacana publik dengan cepat. Oleh karena itu, juru bicara tidak hanya harus menyampaikan informasi yang akurat dan tepat waktu, tetapi juga harus bertindak sebagai figur yang kredibel dan persuasif untuk membangun kepercayaan dan menumbuhkan pemahaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi profil khas juru bicara presiden dan mengembangkan model komunikasi publik yang komprehensif yang dapat diterapkan secara luas di seluruh lembaga pemerintah. Komunikasi publik Badan Pemerintah memiliki beberapa tujuan: menyediakan informasi publik tentang kebijakan pemerintah, mengumpulkan informasi tentang tuntutan publik, dan menyelaraskan kegiatan komunikasi antar lembaga. Juru bicara berperan dalam proses ini dan sebagian besar memiliki beberapa karakteristik yang mendukung perannya sebagai komunikator yang meyakinkan, termasuk kredibilitas, karisma, dan kontrol yang perlu dipelajari lebih lanjut parameter mana dalam kriteria tersebut yang paling relevan dan tepat untuk konteks Indonesia dan menganalisis keberadaan elemen lain yang juga memainkan peran penting dalam menjalankan peran juru bicara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan wawancara semi-terstruktur dan kuantifikasi melalui matriks penilaian parameter yang dianggap vital bagi juru bicara presiden. Total sebelas informan dipilih berdasarkan pemetaan pemangku kepentingan dan kapasitas mereka untuk memberikan pandangan melalui wawancara satu lawan satu. Hasil dari sebagian besar informan, menyampaikan bahwa dalam konteks Indonesia dengan struktur Pemerintah saat ini, elemen kedekatan dengan Presiden untuk dapat menyelaraskan dan menanggapi media secara tepat waktu sangat penting, selain itu penyebaran informasi yang konstan dan respon yang cepat juga memainkan peran penting dalam menjaga kepercayaan publik terhadap Kantor Komunikasi Presiden. Lebih lanjut, karakteristik unik yang perlu dipertimbangkan bagi seorang juru bicara yang relevan dengan konteks Indonesia adalah memiliki kompetensi, kejujuran, dan wibawa, tetapi pada saat yang sama menunjukkan empati dan kepekaan budaya. Sebagai kesimpulan, studi ini memberikan informasi dan model komunikasi publik di mana juru bicara pemerintah perlu memiliki berbagai keterampilan, tetapi beberapa elemen dan karakteristik yang dianggap penting oleh publik perlu diprioritaskan dan perlu diterapkan model komunikasi yang beradaptasi dengan perkembangan terkini di mana arus informasi cepat sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dan diimplementasikan dengan baik.