digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Nabila Rahmania Sholihah [17019031]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Karya tugas akhir ini berawal dari pengalaman penulis menghadapi isolasi diri yang memengaruhi cara memandang ruang dan maknanya. Pengalaman tersebut lahir dari perasaan tercerabut dari tempat yang sebelumnya memberi rasa aman, yang kemudian berubah menjadi asing dan menekan. Dalam kondisi tersebut muncul dorongan untuk mencari ruang alternatif yang lebih lapang dan menenangkan, yang dalam praktiknya memunculkan visual imajiner tentang keterhubungan antara ruang dalam yang tertutup dan lanskap luar yang terbuka. Kata kunci yang digunakan sebagai dasar eksplorasi meliputi “isolasi”, “pelarian”, dan “transisi”. Penulis menggunakan metodologi observasi personal dan dokumentasi foto pada ruang ruang yang memiliki keterikatan emosional, kemudian dipadukan dengan lanskap alam terbuka menggunakan teknik charcoal dengan media drawing . Sebagai dasar konseptual, penulis menggunakan teori fenomenologi terkait pengalaman ruang, teori seni sebagai ekspresi, serta konsep insideness & outsideness yang menjelaskan keterikatan dan keterasingan terhadap tempat. Visual yang terkumpul diolah menjadi sketsa eksploratif sebelum diterapkan pada kanvas dengan charcoal sebagai medium utama. Tujuan karya tugas akhir:(a) mengekspresikan pengalaman terhadap suatu tempat dan ruang yang ada di sekitar penulis dalam isolasi diri dapat mengungkapkan relasi makna estetik yang lebih jauh:(b)Mengungkapkan relasi makna isolasi terhadap tempat dan ruang melalui drawing charcoal: (c) Membuat karya drawing dengan pemahaman suatu tempat dan ruang mempengaruhi pilihan artistik.Hasilnya adalah seri drawing berjudul Meredam, yang menampilkan komposisi ruang dalam gelap dengan lanskap luar yang terang sebagai simbol pencarian ruang aman. Kontras visual ini mencerminkan pengalaman batin yang penuh ketegangan sekaligus pengharapan. Karya ini pada akhirnya menjadi media refleksi bagi penulis untuk mengolah pengalaman traumatis menjadi proses pemahaman diri, sekaligus ruang komunikasi dengan pengamat untuk merenungkan keterhubungan manusia dan ruang secara emosional.