Sesar Intan Praptiwi [17021024]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Krisis ekologis yang terjadi saat ini merupakan gejala dari kegagalan sistemik
dalam relasi antara manusia dan alam. Sistem yang dibangun atas nama kemajuan,
seperti industrialisasi dan ekspansi ekonomi global, telah melegitimasi eksploitasi
alam melalui kebijakan politik, instrumen hukum, dan kontrak pasar yang
menempatkan manusia sebagai pusat tatanan ekologis (antroposentris).
Konsekuensinya, hubungan manusia dan alam mengalami keterputusan secara etis
dan eksistensial. Melalui pendekatan ekspresivisme, menjadi medium untuk
mengartikulasikan emosi batin, ketidakberdayaan dan keberdosaan dari penulis
serta menjadi seruan pentingnya kesadaran ekologis dalam kehidupan kontemporer.
Dalam proses penciptaan karya, metafora api digunakan sebagai simbol konseptual
yang merepresentasikan dualitas manusia sebagai agen pembangun sekaligus
perusak. Sifat paradoksal api yang dapat memberi kehidupan sekaligus
menghancurkannya menggambarkan kontradiksi inheren dalam peradaban
manusia. Pendekatan ekspresivisme dipilih dalam proses penciptaan untuk
menyalurkan intensitas emosi dan kehancuran melalui gestur, tekstur, serta
pemilihan warna. Teori seni seperti the sublime dari Immanuel Kant dan teori
antroposentrisme dari Sonny Keraf menjadi landasan konseptual dalam
menggambarkan tarik-menarik antara kehancuran dan keindahan yang paradoksal.
Dengan demikian, karya ini tidak hanya berfungsi sebagai visualisasi kehancuran
lingkungan, tetapi juga sebagai medium kritik sosial atas relasi destruktif manusia
terhadap alam, serta sebagai seruan akan pentingnya kesadaran ekologis dalam
praktik kehidupan kontemporer.
Perpustakaan Digital ITB