Ashafitri Sagita Brilianti [17021045]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Supresi emosi merupakan coping mechanism yang menimbulkan timbunan emosi
dan memunculkan emosi negatif yang akan bermanifestasi menjadi luka psikis.
Untuk menghindari hal tersebut, dilakukan regulasi emosi dengan menuangkan
emosi ke dalam karya seni lukis, yaitu melalui katarsis. Katarsis penulis pahami
sebagai upaya penyembuhan diri dari rasa sakit supresi emosi dengan membawakan
bentuk visual luka yang dirasa bisa merepresentasikan konsep dualitas antara
kesakitan dan proses kesembuhan. Pada penciptaan karya ini, penulis menggunakan
teori seni sebagai ekspresi R.G Collingwood untuk mengidentifikasi proses
ekspresi emosi pada penciptaan karya, teori katarsis oleh Sigmund Freud untuk
mengidentifikasi proses katarsis, serta teori bahasa bentuk dan warna Kandinsky
untuk menjelaskan kaitan antara bentuk dan warna dengan proses katarsis pada
karya. Setelah proses penciptaan karya dilakukan, hasil capaian yang ditemukan
adalah emosi negatif yang ada pada diri penulis bisa disublimasikan melalui bentuk
visual pada karya tugas akhir. Dengan mengekspresikan emosi menggunakan
katarsis, emosi negatif ditranslasikan ke dalam bentuk luka yang perlahan mengecil
dari karya pertama ke karya terakhir, menandakan tujuan untuk mencari solusi dari
supresi emosi tercapai dengan adanya pengurangan emosi negatif dan
ditemukannya rasa lega. Karya merepresentasikan keadaan penyembuhan diri
dengan cara menghadirkan bentuk luka yang perlahan mengecil. Selain itu, proses
katarsis ditunjukkan melalui bentuk dan warna pada karya yang memiliki kaitan
erat dengan emosi yang ingin dituangkan.
Perpustakaan Digital ITB