digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Liviani Marthawinata [17021003]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Bumi telah merekam sejarah umat manusia yang dipenuhi oleh penindasan dan konflik untuk mencapai keuntungan pribadi. Demi memuaskan ego dan kepentingan, manusia dapat menyakiti sesamanya tanpa menunjukkan belas kasih yang menciptakan kehancuran di atas tanah bumi. Hal ini menimbulkan rasa frustrasi di dalam diri penulis sehingga memicu dorongan untuk menciptakan karya yang mengekspresikan kehancuran dan suasana pasca terjadinya kehancuran. Untuk menciptakan karya yang menampilkan kehancuran, penulis membuat lanskap yang memperlihatkan reruntuhan. Sebagai cara untuk menuangkan rasa frustrasi penulis terhadap kehancuran atas perbuatan manusia, penulis menggunakan pendekatan seni sebagai ekspresi. Lalu untuk menyampaikan pesan yang terdapat pada visual karya, penulis menggunakan pendekatan seni sebagai simbol. Intensi penulis dalam menampilkan karya mengenai kehancuran merupakan bentuk perlawanan penulis terhadap kekejaman yang dilakukan oleh manusia. Hal ini selaras dengan teori Fromm mengenai agresi defensif yang menerangkan bahwa manusia dalam perasaan terancam dapat menunjukan sikap agresif demi melindungi diri. Proses pembuatan karya dimulai dengan mencari referensi di internet. Dilanjutkan dengan sketsa digital kemudian sketsa di atas kanvas. Setelah itu penulis mengaplikasikan tekstur dan pewarna pada bidang kanvas. Dari rangkaian proses tersebut tercipta karya lanskap yang menampilkan reruntuhan beserta puing-puing tanpa adanya kehidupan manusia di sana. Alhasil, ketiadaan tanda-tanda kehidupan memancing suasana kesunyian sebagai akibat dari lingkungan yang telah hancur dan tak dapat dihuni lagi.