digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Gaviota Natalie [17521029]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Kegiatan serikultur atau petanian ulat sutra di Indonesia menghadapi berbagai kendala yang menghambat perkembangannya. Indonesia hanya mampu memenuhi sekitar 5% kebutuhan benang sutra nasional dengan rata-rata produksi kokon mentah 3 metrik ton per tahun, sementara 95% sisanya bergantung pada impor (Handayani, 2014). Selain itu, produksi kokon yang sebelumnya mencapai 37–39 ton per tahun pada 2002–2008 menurun drastis menjadi 12,13–19,5 ton per tahun pada 2009–2015. Penurunan produktivitas ini merupakan dampak dari kegagalan panen kokon ulat sutra Bombyx mori L. Kegagalan panen kokon disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurang terampilnya petani ulat sutra melaksanakan SOP dan alat-alat yang kurang memadai akibat kurangnya biaya untuk menciptakan lingkungan yang ideal sebagai kebutuhan hidup dari ulat sutra yang berujung pada mudahnya terjangkit penyakit dan kematian. Penurunan produksi ini menyebabkan banyaknya petani meninggalkan serikultur. Penelitian ini bertujuan untuk merancang alat bantu yang dapat mempermudah petani dalam mengelola serikultur secara intensif dan efektif. Alat ini dirancang untuk memantau suhu, kelembaban, dan pencahayaan secara otomatis, sekaligus memenuhi kebutuhan dasar ulat sutra agar lingkungan budidaya lebih optimal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur mengenai serikultur, studi lapangan berupa wawancara dan observasi, serta eksperimen terhadap material dan teknologi yang digunakan. Melalui kontribusi desain produk, produktivitas kokon diharapkan meningkat secara signifikan, mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku, dan mendorong kebangkitan serikultur di Indonesia, sehingga mampu bersaing di pasar sutra global.