digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Konstruksi masih menjadi industri dengan risiko tinggi terhadap kecelakaan yang menimbulkan korban manusia, kerusakan harta benda dan lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian ILO (International Labour Organization) terdapat 60.000 kecelakaan kerja fatal di lokasi proyek konstruksi. Pada tahun 2017, berdasarkan data dari Kementerian PUPR, menyebutkan bahwa di Indonesia sebesar 32% setiap tahun terjadi kasus kecelakaan kerja ini, mengakibatkan sektor konstruksi menjadi sektor penyumbang kasus kecelakaan kerja terbesar. Building Information Modeling (BIM) telah berkembang sebagai solusi inovatif dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), khususnya melalui penerapan BIM 8D yang mengintegrasikan aspek keselamatan sejak tahap desain sesuai konsep Prevention through Design (PtD). Namun, implementasinya di Indonesia masih terkendala oleh rendahnya integrasi aspek keselamatan sejak tahap desain dan minimnya otomatisasi pemeriksaan keselamatan berbasis BIM. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kondisi ideal implementasi BIM 8D menurut literatur, menganalisis implementasi aktual di Indonesia melalui studi kasus proyek gedung Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta dan Istana Negara di Ibu Kota Negara (IKN), serta mengevaluasi kesenjangan yang ada guna merumuskan strategi peningkatan yang tepat. Penelitian dilakukan dengan metode analisis deskriptif dengan model penilaian untuk menilai tingkat ketercapaian implementasi BIM 8D pada kedua proyek studi kasus. Hasil analisis menunjukkan tingkat ketercapaian implementasi BIM 8D sebesar 42,11% di RS Dharmais dan 47,37% di proyek Istana Negara IKN, dengan kesenjangan utama berupa minimnya penggunaan BIM sejak tahap desain awal, kurangnya otomatisasi pemeriksaan keselamatan berbasis BIM, keterbatasan kolaborasi antara tim BIM dan K3, serta minimnya integrasi teknologi pendukung seperti IoT, UAV, RFID, dan platform digital berbasis cloud. Berdasarkan temuan tersebut, direkomendasikan penerapan regulasi nasional yang mewajibkan penggunaan BIM 8D sejak fase desain, peningkatan kolaborasi lintas disiplin antara tim BIM dan K3 melalui pelatihan terpadu, adopsi teknologi otomatisasi safety checking berbasis BIM, serta pemanfaatan teknologi digital pendukung secara lebih luas guna meningkatkan efektivitas keselamatan konstruksi di Indonesia.