Imunomodulator adalah senyawa yang memiliki manfaat dalam meregulasi sistem imun. Kulit
kacang tanah merupakan salah satu limbah agrikultural yang memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai imunomodulator. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji efek imunomodulator dari kulit
kacang tanah yang diekstraksi menggunakan etanol 70%. Ekstrak kulit kacang dikarakterisasi
melalui penapisan fitokimia. Respons imun nonspesifik dan spesifik diamati pada mencit BALB/c
yang diberikan tiga variasi dosis ekstrak (50, 100, dan 200 mg/kg BB). Respons imun nonspesifik
diamati melalui pengujian bersihan karbon, jumlah leukosit total, indeks organ, dan perubahan
bobot badan. Respons imun spesifik diamati melalui penentuan respons hipersensitivitas tipe
lambat, titer antibodi, interferon gamma dan IL-2. Penapisan fitokimia menunjukkan hasil positif
pada keberadaan alkaloid, flavonoid, tanin, kuinon, dan steroid/triterpenoid. Hasil pengujian
bersihan karbon menunjukkan indeks fagositik sebesar 0,934 pada dosis 50 mg/kg BB, 0,826 pada
dosis 100 mg/kg BB, dan 0,496 pada dosis 200 mg/kg BB yang diklasifikasikan sebagai
imunosupresan. Indeks organ kelenjar timus pada dosis 50 mg/kg BB menunjukkan penurunan nilai
yang signifikan yaitu 0,208 ± 0,073. Jumlah leukosit total pada dosis 100 mg/kg BB menunjukkan
penurunan dibanding kontrol. Berdasarkan respons hipersensitivitas tipe lambat dan kadar
interferon gamma, ekstrak ini tidak memberikan stimulasi imun. Ketiga dosis ekstrak juga tidak
menunjukkan khasiat pada respons imun humoral yang ditandai dengan titer antibodi lebih rendah
dibanding kontrol. Berdasarkan hasil penelitian ini, ketiga dosis ekstrak etanol kulit kacang tanah
memiliki efek imunosupresi.
Perpustakaan Digital ITB