digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - Mochamad Reynald Purnama Dewa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Mochamad Reynald Purnama Dewa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Mochamad Reynald Purnama Dewa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Mochamad Reynald Purnama Dewa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Mochamad Reynald Purnama Dewa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Mochamad Reynald Purnama Dewa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Mochamad Reynald Purnama Dewa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Mochamad Reynald Purnama Dewa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 Mochamad Reynald Purnama Dewa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 8 Mochamad Reynald Purnama Dewa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 9 Mochamad Reynald Purnama Dewa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 10 Mochamad Reynald Purnama Dewa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Mochamad Reynald Purnama Dewa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Mochamad Reynald Purnama Dewa
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

Pembangunan Bendungan Budong-Budong di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, merupakan proyek strategis nasional yang bertujuan meningkatkan ketahanan pangan, dan ketersediaan air. Dalam proses pembangunan suatu bendungan, terdapat salah satu prosedur yang sangat penting yaitu pengelakan sungai. Pengelakan sungai pada Bendungan Budong-Budong dilakukan dengan bangunan pengelak yaitu bendungan pengelak dan terowongan pengelak. Kedua bangunan tersebut menjadi krusial karena dapat menentukan keberjalanan pekerjaan di hilir seperti bendungan utama dan bangunan pelimpah. Pengerjaan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk mengevaluasi perencanaan teknis yang telah dibuat untuk Bendungan Budong-Budong dimulai dari analisis hidrologi dan hidraulika untuk bangunan pengelak. Berdasarkan hasil analisis tersebut, nilai debit banjir desain untuk periode ulang 25 dan 50 tahun memiliki nilai yang lebih tinggi sehingga perlu ada perubahan dimensi pada bangunan pengelak agar dapat meminimalisir kegagalan pada bangunan pengelak. Menurut hasil perhitungan, didapat elevasi bendungan pengelak yang semula berada di elevasi +45 m perlu dinaikkan menjadi +51 m apabila diameter terowongan ingin tetap di diameter 5 m.