Stroke iskemik masih menjadi sub-tipe stroke dengan kejadian terbanyak pada proporsi 62,4% dari seluruh insidensi stroke di tahun 2019 di dunia. Clopidogrel, sebagai obat antiplatelet, digunakan sebagai terapi klinis untuk mencegah keberulangan stroke, tetapi resistensi dari clopidogrel (CR) ditemukan pada beberapa pasien stroke iskemik yang diasosiasikan dengan variasi polimorfisme genetik CYP2C19. Variasi ini terutama pada varian alel loss-of-function (LOF), seperti CYP21C19*2 (rs4244285) dan CYP2C19*3 (rs4986893) yang umum ditemukan pada populasi Asia. Penelitian ini ditujukan untuk mengoptimasi dan memvalidasi metode PCR-RFLP untuk analisis deteksi polimorfisme genetik CYP2C19*2 dan CYP2C19*3. Berdasarkan analisis data kualitatif, primer spesifik yang didesain untuk CYP2C19*2 dan CYP2C19*3 dioptimasi memiliki suhu penempelan optimal berturut-turut pada suhu 64°C dan 54°C, serta dapat direstriksi dengan kondisi reaksi tanpa purifikasi. Validitas dari metode PCR-RFLP pada parameter spesifisitas dengan kontrol negatif menunjukkan sampel yang digunakan memiliki varian CYP2C19*2/*2, memiliki sensitivitas dengan limit deteksi (LOD95%) kedua pasangan primer pada konsentrasi 0,2 ng, dan menunjukkan ketangguhan metode pada uji validasi robustness. Hasil ini terkonfirmasi dengan kesamaan interpretasi hasil pada sekuensing Sanger, sebagai standar referensi, dan menjadikan sampel diklasifikasikan pemetabolisme rendah obat clopidogrel. Penemuan data optimasi dan validasi metode PCR-RFLP yang memberikan hasil relevan mendukung implementasi klinis dari PCR-RFLP sebagai metode yang dapat digunakan dalam analisis farmakogenomik pada personalisasi terapi pasien stroke iskemik di Indonesia.
Perpustakaan Digital ITB