Analisis sistem piezoaeroelastik untuk pembangkitan energi memerlukan alat
komputasi yang dapat memodelkan interaksi kompleks antara fluida, struktur,
dan elektrostatika secara efisien. Penelitian ini berfokus pada pengembangan
dan validasi kerangka kerja komputasi, yang berpusat pada solver inhouse
Unsteady Vortex-Lattice Method (UVLM) yang mampu menangani
sayap/badan angkat 3D. Kerangka kerja ini didemonstrasikan melalui dua
pendekatan utama: model piezoaeroelastik biner sederhana yang beroperasi
dalam koordinat fisik (heave dan pitch), serta model piezoaeroelastik penuh
yang dibangun menggunakan Metode Elemen Hingga (FEM) dan dianalisis
dalam koordinat modal. Kode UVLM yang dikembangkan pertama-tama
divalidasi terhadap tolok ukur klasik, termasuk teori Theodorsen. Temuan
utama dari studi ini adalah adanya perbedaan antara hasil UVLM dan
Theodorsen, khususnya pada prediksi redaman dan kekakuan aerodinamik.
Perbedaan tersebut disebabkan oleh efek aerodinamik 3D, seperti kehilangan di
ujung sayap (wingtip losses), yang ditangkap oleh UVLM tetapi tidak muncul
dalam formulasi 2D Theodorsen. Model piezoaeroelastik penuh kemudian
dianalisis untuk memprediksi kecepatan flutter dan kinerja pembangkitan
energi pada berbagai resistansi beban listrik (10k?, 100k?, dan 1M?).
Selain menentukan kecepatan flutter kritis, kerangka kerja ini juga mampu
menghitung respons transien sistem pada kecepatan di bawah dan di atas
kecepatan kritis tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa model penuh, yang
mengintegrasikan dinamika struktur 3D dengan formulasi aerodinamik yang
sesuai, memberikan prediksi flutter yang lebih akurat dibandingkan model
biner sederhana. Dengan demikian, kerangka kerja yang dikembangkan
terbukti sebagai alat yang bernilai dan fleksibel untuk perancangan dan analisis
multifisika sistem pembangkitan energi piezoaeroelastik modern.
Perpustakaan Digital ITB