digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Lestari Addieni Nisa Utami
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Lestari Addieni Nisa Utami
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Lestari Addieni Nisa Utami
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Lestari Addieni Nisa Utami
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Lestari Addieni Nisa Utami
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Lestari Addieni Nisa Utami
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Lestari Addieni Nisa Utami
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Lestari Addieni Nisa Utami
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Lestari Addieni Nisa Utami
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Lost space menjadi salah satu permasalahan perkotaan yang timbul akibat tidak matangnya perencanaan struktur kota sehingga menyebabkan ruang tersebut menjadi terbengkalai dan tidak jelas kepemilikannya. Keberadaan lost space salah satunya dapat ditemukan di bawah jalan layang. Pembangunan jalan layang seringkali tidak disertai dengan perencanaan yang terstruktur terhadap ruang di bawahnya sehingga hanya menjadi residu dari pembangunan jalan layang tersebut. Hal ini juga terjadi pada pembangunan Jalan Layang Ciroyom. Ruang di bawah jalan layang Ciroyom saat ini menjadi lost space yang masih belum jelas pemanfaatannya. Akibat dari ketidakjelasan pemanfaatan ini, dikarenakan lokasinya dekat dengan pasar dan permukiman warga, menjadikan lost space ini digunakan sebagai tempat pembuangan sampah, baik dari pasar, pedagang kaki lima, maupun perumahan warga. Oleh karena itu, sebagai upaya dalam mengaktifkan kembali lost space tersebut menjadi ruang terbuka publik, diperlukan adanya prinsip perancangan dengan pendekatan placemaking. Placemaking merupakan sebuah proses untuk menciptakan tempat-tempat yang berkualitas sehingga memiliki sense of place yang kuat yang dapat mempererat hubungan antara manusia dengan tempat yang dikunjunginya. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini, yaitu merumuskan prinsip perancangan yang sesuai untuk ruang terbuka publik di bawah Jalan Layang Ciroyom dengan pendekatan lost space dan placemaking. Dalam perumusan kriteria dan prinsip ini, dilakukan terlebih dahulu kriteria dan prinsip perancangan normatif berdasarkan tinjauan literatur. Berdasarkan hasil tinjauan literatur didapatkan 9 kriteria normatif, yaitu aksesibilitas, kenyamanan, keamanan, penghijauan, identitas, aktivitas, adaptif, inklusivitas, dan interaksi sosial. Kriteria normatif dan prinsip di dalamnya, digunakan sebagai acuan dalam analisis deskriptif dan analisis gap untuk mengidentifikasi potensi, persoalan, dan kebutuhan perancangan dan merumuskan prinsip perancangan yang sesuai dengan karakteristik ruang di bawah Jalan Layang Ciroyom. Keseluruhan analisis ini menghasilkan prinsip perancangan ruang terbuka publik di bawah Jalan Layang Ciroyom dengan pendekatan lost space dan placemaking