ABSTRAK Jeremy Lamhot
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Jeremy Lamhot
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Jeremy Lamhot
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Jeremy Lamhot
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Jeremy Lamhot
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Jeremy Lamhot
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Jeremy Lamhot
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Jeremy Lamhot
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Jeremy Lamhot
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Tren mega-urbanisasi yang terjadi di Jakarta dan Bandung berkontribusi terhadap
wilayah sekitarnya. Wilayah Cianjur Utara merupakan wilayah yang bersifat
sebagai kawasan pinggiran dan rentan terhadap ekspansi perkotaan yang kurang
terkendali, yang menyebabkan alih fungsi lahan dan perubahan aktivitas.
Pengelolaan Jakarta - Bandung Mega Urban Region sudah dilakukan sejak tahun
2008 dan sekarang pada tahun 2024, diintegrasikan menjadi Kawasan Aglomerasi.
Dinamika kebijakan penataan ruang yang dimiliki selama ini dinilai belum cukup
memadai dalam mengelola ekspansi perkotaan, yang dapat dilihat melalui alih
fungsi lahan, urban sprawling, dan tantangan lingkungan. Pada saat ini, studi
urbanisasi yang memiliki skala administratif desa masih sangat sedikit, yang
menunjukkan bahwa fenomena urbanisasi yang terjadi di kawasan pinggiran
seringkali terabaikan. Oleh karena itu, diperlukan kajian lebih komprehensif untuk
melihat tingkat dan karakteristik urbanisasi Wilayah Cianjur Utara yang telah
terjadi selama ini.
Penelitian ini menggunakan analisis Degree of Urbanisation untuk melihat tipologi
wilayah, yang selanjutnya dianalisis karakteristik perubahannya melalui analisis
penggunaan lahan, serta regresi linier berganda (OLS) untuk mengetahui apa saja
faktor pendorong urbanisasi di Wilayah Cianjur Utara. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat bahwa ada perubahan tingkatan urbanisasi di Wilayah
Cianjur Utara, yang ditandai dengan peningkatan kegiatan permukiman alami, dan
alih fungsi lahan menjadi kegiatan industri seperti manufaktur dan pertambangan.
Tingkat Urbanisasi yang terjadi di Wilayah Cianjur Utara dipengaruhi oleh 12
variabel, yaitu keberadaan perusahaan pertanian, ketersediaan tenaga kerja, share
penduduk tidak mampu, sumber penghasilan utama penduduk, proporsi penduduk
berpendidikan lanjut, proporsi tenaga kerja pendidikan, jarak ke Jakarta, jarak ke
Kota Bandung, jarak ke stasiun kereta api terdekat, jarak dari kantor desa ke stasiun
kereta api terdekat, kemiringan lahan, dan ketersediaan air. Didapatkan hasil akhir
bahwa ketenagakerjaan menjadi faktor utama yang paling signifikan dalam
mendorong urbanisasi di Wilayah Cianjur Utara.
Perpustakaan Digital ITB