ABSTRAK Ghefira Aisharin
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Ghefira Aisharin
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Ghefira Aisharin
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Ghefira Aisharin
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Ghefira Aisharin
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Ghefira Aisharin
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Ghefira Aisharin
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Ghefira Aisharin
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Ghefira Aisharin
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat keberlanjutan kawasan perkotaan
di Provinsi Jawa Barat dengan pendekatan pada kedalaman data kecamatan.
Tingginya tingkat urbanisasi di Pulau Jawa, khususnya di Jawa Barat, yang
menyumbang sebagian besar perekonomian nasional, penilaian keberlanjutan
dibutuhkan untuk mengelola dampak pertumbuhan perkotaan yang tidak
terkendali. Penelitian ini mengadopsi indikator-indikator keberlanjutan yang
komprehensif dan relevan dengan konteks lokal, serta menggunakan metode
Analytic Hierarchy Process untuk menentukan bobot indikator sesuai dengan
konteks lokal dan keberlanjutan di Jawa Barat. diperoleh bahwa sebagian besar
kawasan perkotaan di Jawa Barat berada dalam kategori keberlanjutan sedang
(77,6%), sementara hanya 19 kawasan yang tercatat dalam kategori keberlanjutan
tinggi. Pengembangan infrastruktur menjadi variabel yang paling dominan, namun
masih terdapat kesenjangan signifikan pada variabel tata kelola dan keberlanjutan
lingkungan. Penelitian ini juga mengidentifikasi adanya ketimpangan sosial yang
lebih besar di beberapa daerah, dengan ibukota kabupaten cenderung memiliki
nilai keberlanjutan yang lebih tinggi. Secara keseluruhan, temuan ini
menunjukkan bahwa meskipun Jawa Barat telah memiliki pembangunan
infrastruktur yang cukup baik, masih terdapat kebutuhan untuk memperbaiki tata
kelola dan memperkuat kapasitas kelembagaan di berbagai daerah guna mencapai
keberlanjutan yang lebih merata di seluruh kawasan perkotaan.
Perpustakaan Digital ITB