digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Akses pendanaan tetap menjadi tantangan utama bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) meskipun perannya sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini meneliti kesehatan dan kelayakan pendanaan UMKM di Gelap Nyawang, dengan menekankan peran institusi akademik dalam mendukung pertumbuhan mereka. Dengan menggunakan pendekatan mixed-methods, penelitian ini menilai kelayakan pendanaan melalui Penilaian Kesehatan UMKM, yang mencakup Skoring AHP, regresi linier, dan wawasan kualitatif dari lembaga keuangan. Temuan menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar UMKM memiliki skor rasio keuangan yang kuat (mean = 79,52) dan skor non-keuangan yang cukup baik (mean = 52,75), banyak yang gagal memenuhi kriteria pemberi pinjaman, terutama dalam aspek Kapasitas Pembayaran Kembali (RPC) dan Rasio Cicilan terhadap Pendapatan Disposable (IDIR). Hasil regresi linier menunjukkan bahwa pendidikan adalah satu-satunya faktor signifikan yang memengaruhi kesehatan UMKM (p = 0,033), yang mengindikasikan adanya hubungan antara keterampilan manajemen keuangan dan keberlanjutan bisnis. Studi ini mengidentifikasi kesenjangan yang signifikan dalam efektivitas pemasaran dan literasi keuangan, yang menghambat akses ke kredit. Selain itu, fragmentasi regulasi dalam ekosistem pedagang kaki lima menciptakan tantangan dalam tata kelola. Penelitian ini memberikan rekomendasi praktis, termasuk program pelatihan keuangan yang terstruktur, adopsi pemasaran digital, dan pengembangan kerangka regulasi yang lebih jelas melalui The GreaterHub ITB. Dengan mengatasi permasalahan ini, UMKM dapat meningkatkan kelayakan finansial mereka dan memperbesar peluang untuk mendapatkan pendanaan. Studi selanjutnya dapat mengeksplorasi dampak jangka panjang dari intervensi ini terhadap pertumbuhan UMKM dan kontribusi ekonomi yang lebih luas.