digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Program dedieselisasi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) adalah salah satu langkah PLN untuk mendukung program pemerintah mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 31% pada tahun 2030. Salah satu target program dedieselisasi adalah PLTD Padang Tikar, pembangkit terisolasi yang terletak di Pulau Padang Tikar, Kalimantan Barat. PLTD Padang Tikar menggunakan bahan bakar diesel sebagai bahan bakar utama. Dikelilingi oleh laut, pembangkit listrik ini sangat bergantung pada bahan bakar minyak (BBM) dengan harga jasa angkut bahan bakar yang semakin tinggi. Selain itu penggunaan BBM akan meningkatkan emisi karbon yang dihasilkan. Solusi alternatif yang menjanjikan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar adalah dengan menerapkan pembangkit listrik tenaga diesel hibrida yang menggabungkan sistem Fotovoltaik (PV), dengan memanfaatkan energi matahari yang tersedia. Energi matahari memiliki kelemahan dalam hal intermitensi energi surya yang diterima permukaan bumi, sehingga diperlukan baterai sebagai cadangan saat terjadi kehilangan suplai energi matahari. Sistem hibrida pada penelitian ini terdiri dari mesin diesel, PV, dan baterai. Pada penelitian ini digunakan aplikasi simulasi PVsyst, HOMER PRO dan DIgSILENT untuk menganalisis karakteristik sistem PV, melakukan penilaian tekno-ekonomi sistem hibrida dan menganalisis kestabilan jaringan terhadap intermitensi energi matahari. Luasan lahan PV dan konfigurasi sistem hibrida digunakan sebagai batasan untuk menentukan skenario penelitian. Dari berbagai skenario tersebut dipilih skenario terbaik pada skenario nomor enam untuk luasan lahan 6 hektar dengan kapasitas PV sebesar 6.314 kWp dengan nilai LCOE sebesar USD 0,207 per kWh nilai IRR sebesar 34% dan Payback Period selama 3,1 tahun. Skenario ini juga memiliki nilai biaya operasi, fraksi EBT dan potensi kredit karbon terbaik dibandingkan skenario lainnya. Berdasarkan hasil simulasi skenario ini juga mampu mencukupi kebutuhan beban sistem. Simulasi kontrol jaringan untuk tegangan sistem dan respon intermitensi beban menunjukkan bahwa sistem hibrida ini masih berada pada rentang kerja yang diijinkan.