digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Air asam tambang (AAT) adalah aliran air asam yang berasal dari daerah penambangan yang memiliki pH rendah dan berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Timbunan batuan penutup merupakan salah satu sumber penghasil AAT pada lokasi penambangan. Salah satu usaha preventif terhadap pembentukan AAT di lokasi timbunan batuan penutup adalah dengan melakukan pelapisan timbunan material PAF oleh material NAF. Namun metode tersebut kerap kali terkendala oleh keterbatasan material NAF yang digunakan sebagai pelapis material PAF. Oleh karena itu, penelitian mengenai pencegahan pembentukan AAT dengan merekayasa karakteristik fisik material PAF penting untuk dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan simulasi kolom dengan dua perlakukan yang berbeda, yaitu tidak terkompaksi (natural) dan terkompaksi. Sampel tidak terkompaksi dan terkompaksi diletakan pada container yang berbeda kemudian pada kedalaman 5 dan 15 cm diletakan sensor moisture untuk memantau perilaku aliran fluida yang terjadi. Pada masing-masing container juga diletakkan sensor oksigen untuk mengidentifikasi persentase oksigen yang terdifusi di dalam sampel. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa karakteristik fisik yang berpengaruh pada aliran fluida diantaranya adalah distribusi ukuran butir, ukuran pori batuan, moisture content (?), dan nilai matric suction. Nilai ukuran butir, pori dan matric suction berbanding lurus dengan nilai permeabilitas sampel, sedangkan nilai moisture content memiliki hubungan yang berbanding terbalik. Proses kompaksi yang dilakukan pada sampel batuan dapat mengurangi nilai permeabilitas dan persentase oksigen dalam sampel, sehingga leachate pada sampel terkompaksi memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan sampel tidak terkompaksi.